ANALISIS RESISTENSI BMT BERTRANSFORMASI MENJADI BPRS
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pertimbangan para pengelola BMT yang resisten untuk melakukan transformasi menjadi BPRS. Objek penelitian adalah BMT yang memiliki aset diatas rata-rata aset BPRS, karena BMT tersebut dipandang layak dan memiliki kemampuan untuk melakukan transformasi menjadi BPRS. Objek penelitian adalah para informan yang terdiri dari stakeholders dan pengambil keputusan di lingkungan BMT, nasabah BMT, pegawai BPRS, dan nasabah BPRS. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan analisis fenomenologi. Peneliti berupaya untuk menangkap pemahaman para informan apa adanya (bracketing) sebelum melakukan interpretasi terhadap makna yang dinyatakan oleh para informan. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa alasan pengelola BMT untuk tidak melakukan transformasi menjadi BPRS yaitu: lebih fleksible dalam menjalankan operasional dari sisi pendanaan, pembiayaan, pengembangan produk maupun pengembangan usaha, pemenuhan administrasi audit lebih mudah, pelaporan keuangan yang lebih sederhana dan memiliki nilai-nilai kekeluargaan sebagai pemilik koperasi syariah. Meskipun demikian pengelola maupun nasabah mengakui bahwa dari aspek keamanan bagi nasabah, BPRS memiliki keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan BMT