Tatalaksana Gangguan Cemas Berbasis Budaya Di Komunitas Di Daerah Istimewa Yogyakarta
Date
2019-02-01Author
Puspitosari, Warih Andan
Wardhaningsih, Shanti
Lestari, Nina Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Gangguan Cemas terjadi pada 9,8 % penduduk berdasar Riskesdas (2018) dan hanya 9% yang mendapatkan pengobatan. Gangguan Cemas yang tidak ditatalaksana dengan baik akan menyebabkan penurunan kualitas hidup, penurunan produktivitas, dan peningkatan tingkat penggunaan layanan medis. Upaya aktif untuk melakukan screening gangguan Cemas di populasi berisiko serta tatalaksananya perlu dilakukan di komunitas. Tatalaksana yang sesuai dengan kompetensi tenaga kesehatan di layanan primer serta diterima oleh masyarakat seharusnya disediakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas tatalaksana cemas di komunitas oleh tenaga kesehatan di layanan primer dengan berbasis budaya setempat.
Penelitian ini adalah sebuah action research dengan rancangan quasi eksperimen dengan pretest-posttest with control group. Penelitian terdiri dari 2 tahap yaitu tahap intervensi dan tahap evaluasi. Populasi adalah penderita Cemas di Kabupaten Bantul. Subyek penelitian diambil dari Posbindu di 2 wilayah Puskesmas di kabupaten Bantul dengan jumlah 60 orang terbagi dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kriteria inklusi: penderita gangguan cemas, berusia 18-59 tahun, kooperatif, bersedia ikut dalam penelitian. Kriteria eksklusi: memiliki penyakit atau cacat fisik berat, komorbiditas dengan penyalahgunaan zat atau gangguan jiwa berat lainnya. Kelompok kontrol mendapatkan tatalaksana rutin di Puskesmas sedang kelompok intervensi diberikan tatalaksanan rutin ditambah dengan tatalaksana menggunakan modul tatalaksana gangguan Cemas selama 6 minggu. Intervensi dilakukan oleh dokter, perawat puskesmas, kader kesehatan yang telah dilatih oleh tim peneliti. Intervensi dilaksanakan sebanyak 6 kali, dengan frekuensi 1 minggu 1 kali dan durasi 60-90 menit. Outcome diukur dengan menggunakan alat ukur yang telah tervalidasi oleh tim yang tidak terlibat dalam intervensi (blind dan independent). Data diolah dengan menggunakan program komputer.