Traditional Medicine in the Modern World: A Comparative Study of Indonesia’s Jamu and The Philippines’ Tambal Binisaya
Date
2019Author
Maziyyah, Nurul
Crisol, Lourd Greggory D
Kurniawan, Muhammad Fariez
Arsito, Puguh N
Ranti, Imaniar
Metadata
Show full item recordAbstract
Folk medicine di Filipina diasumsikan telah berlangsung selama ratusan tahun sebelumnya, bahkan sebelum kedatangan koloni Spanyol. Akar dari pengobatan tradisional ini berasal dari praktek-praktek kelompok etnis dan masyarakat indigenous Filipina. Spektrum pengobatan tradisional di Filipina dipengaruhi awalnya oleh pengobatan tradisional dari etnis Cina, local folklore dan beberapa eksperimen menggunakan sumber – sumber pengobatan. Setelah adanya kolonisasi dari pihak Spanyol, terjadi perubahan budaya yang dipengaruhi oleh agama Kristen yang dibawa oleh Spanyol. Penggunaan amulets digabungkan dengan doa-doa yang diadaptasi dari gereja Kristen (World Health Organization, 2005). Di kota Illigan yang merupakan kota dengan roman katolik dan berada di Mindanao utara (region 10), jenis pengobatan ini disebut dengan Tambal Binisaya.
Adapun di Indonesia terdapat pengobatan tradisional yang disebut dengan Jamu. Jamu merupakan pengobatan herbal tradisional yang telah digunakan sejak beribu tahun yang lalu di masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan mengobati beberapa penyakit (Elfahmi dkk, 2014). Pengobatan menggunakan jamu lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman turun temurun dari nenek moyang. Saat ini jamu sudah mulai dikembangkan oleh para praktisi herbal hingga menjadi praktek evidence-based dengan dibentuk dalam sediaan fitofarmaka. Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah merupakan sebagian daerah di Indonesia yang masih sering dijumpai pedagang Jamu baik yang tradisional hingga modern di klinik herbal.