ANTOLOGI BUDAYA: MERENUNGKAN KEMBALI PANCASILA DAN KEINDONESIAAN KITA
Abstract
Saya akan memulai tulisan ini dengan pidato Soekarno di
depan Sidang PBB tanggal 30 September tahun 1960, begini :
"Maofkan, Lord Russell. Sayo kiro tuan melupakon odonyo lebih
doripodo seribu juta rokyot, rokyot Asio don Afriko, don mungkin pula
rakyot-rakyot Latin Amerika, ydng tidok mengonut ojoron Monifesto
Komunis otau pun Declerotion oI lndependence". Dori pengoloman
Komi sendiri dan dari sejoroh komi sendiri tumbuhlah sesuotu ydng
loin, sesuatu yong jauh lebih sesuai, sesuotu yang jauh lebih cocok.
Sesuotu itu komi nomokdn Poncdsilo. Gagasan don cita-cito itu, sudoh
terkandung dolom bongsa Komi. Telah timbul dolom bongso komi duo
ribu tahun perodobon komi don selomo berabot obod kejoyoon
bongso, sebelum imperialisme menenggelomkon komi poda suatu
soat kelemahon nasionol". (Soekarno, seperti dikutipkan Adhiat K
Mihardja,2005)