Show simple item record

dc.contributor.authorHARIYANTO, MUHSIN
dc.date.accessioned2016-09-27T02:50:46Z
dc.date.available2016-09-27T02:50:46Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/2946
dc.description.abstractBarangkali ada baiknya kita merenung sejenak, kemudian bertanya dengan sejujur-jujurnya kepada diri kita: "Apakah selama ini kita sudah menunjukkan rasa syukur ketika telah dilimpahi karunia dan nikmat yang demikian berlimpah di negeri 'gemah ripah loh jinawi' ini, sebuah negeri yang tenteram dan makmur serta sangat subur tanahnya? “Gemah Ripah Loh Jinawi,” itulah sebuah ungkapan yang sering kita dengar untuk menggambarkan negeri kita tercinta ini. Negeri yang – secara potensial – sangat kaya, tetapi masih 'terpuruk' dalam problem kemiskinan dan keterbelakangan. Dan – untuk itu -- kita tak perlu bertanya lagi: "Salah siapakah semua ini?", karena jawabnya – meminjam nasihat Ibrahim ibn Adham -- terang-benderang: "karena kita sudah terlalu banyak memakan nikmat Allah, akan tetapi lupa untuk mensyukurinya". Kita belum sungguh-sungguh bersyukur kepada Allah, dan bahkan – kalau benar-benar mau menjawab dengan sikap jujur -- "kita selama ini masih lebih banyak bersikap kufur".
dc.publisherSUARA MUHAMMADIYAHen_US
dc.subjectMEMBUKAen_US
dc.titleMEMBUKA PINTU YANG TERTUTUPen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record