Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) muncul setelah diberlakukannya Undangundang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Dalam proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tentunya dibutuhkan partisipasi politik dari masyarakat dalam hal ini khususnya dalam menggunakan hak pilihnya (voter turnout).Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota di Kota Yogyakarta yang dilakukan pada tanggal 15 Februari 2017, menjadi bagian dari pelaksanaan Pilkada secara serentak se-Indonesia. Partisipasi masyarakat Kota Yogyakarta dalam Pemilihan Walikota Tahun 2017 ini meningkat dibandingkan pada pemilihan tahun 2011 yang lalu, yaitu dari 64,46 % menjadi 70,80 %. Dan Kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta yang mengalami peningkatan persentase paling tinggi diantara 14 Kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta dalam menggunakan hak pilihnya, yaitu sekitar 9 % adalah Kecamatan Tegalrejo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat Kecamatan Tegalrejo dalam berpartisipasi politik pada pemilihan Walikota Kota Yogyakarta Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dimana peneliti dapat melakukan wawancara secara mendalam kepada narasumber untuk mengumpulkan data primer dan mengumpulkan data sekunder dari kajian dokumentasi. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Masyarakat Kecamatan Tegalrejo dan KPUD Kota Yogyakarta beserta jajarannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari lima indikator mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat yang digunakan peneliti. Faktor yang cukup mempengaruhi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya hanya ada dua, yaitu faktor karakteristik sosial pribadi yang ada di masyarakat Kecamatan Tegalrejo, faktor partai yang mendominasi. Sedangkan faktor yang kurang mempengaruhi adalah penerimaan perangsang politik, citra kandidat, dan pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern.