Seiring dengan pertumbuhan pembangunan ternyata harus sepadan dengan pertumbuhan masyarakat. Munculnya suatu tujuan dan kepentingan yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, maka disitulah suatu perlawanan akan lahir. Suatu perlawanan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan karena ada ketidakadilan adalah gerakan sosial. Adanya rencana pembangunan Apartemen Puri Notoprojo oleh PT. Abudya Tata Anugrah Mandiri di Dusun Balirejo, Kelurahan Muja-Muju, Kota Yogyakarta, memunculkan perlawanan yang dilakukan oleh warga kampung Balirejo. Penelitian ini dilakukan karena muncul aksi penolakan di Dusun Balirejo dengan menggunakan teknik wawancara terhadap Ketua RW 05 Balirejo, Ketua RT 16, 17, 49, 52 Balirejo, Kepala Seksi Konsultasi dan Pengaduan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta, Kepala Kelurahan Muja-Muju, dan Kepala Bidang Advokasi Walhi. Dan didukung dengan dokumentasi dari dokumen-dokumen seperti foto, video, dan surat-surat. Data dan informasi yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa secara kualitatif. Untuk melihat suatu perlawanan adalah gerakan sosial maka menurut Sidney Tarrow ada empat konsep dasar: Pertama, Tantangan Kolektif. Kedua, Tujuan Bersama Ketiga, Solidaritas dan Identitas Kolektif. Keempat, Memelihara Politik Perlawanan. Tantangan kolektif bagi masyarakat balirejo adalah untuk menghadapi kerusakan lingkungan yang mengancam kelangsungan anak cucu dimasa akan datang. Tujuan bersama masyarakat balirejo adalah keinginan untuk membatalkan rencana pembangunan apartemen Puri Notoprojo. Solidaritas dan identitas kolektif adalah kecintaan terhadap lingkungan. Memelihara politik perlawan adalah gerakan yang bersifat kerelawanan dan persaudaraan serta kepercayaan yang kuat dari setiap individu yang ikut berpartisipasi. Adapun alasan menolak pembangunan adalah warga tidak ingin dirugikan dari akses sosial individualisme, kesenjangan sosial, keamanan, kemudian akses fisik seperti kualitas air yang kurang, polusi udara, dan dari akses lalu lintas yaitu kemacetan. Beberap bentuk perlawanan yang dilakukan warga balirejo yaitu membuat petisi, membuat baliho, melakukan audiensi dengan pihak-pihak terkait, melakukan aski pengembalian SK pengangkatan sebagai Ketua RW dan RT. Setelah berbagai upaya yang dilakukan warga balirejo untuk menolak memiliki dampak positif dan negatif. Dampak negatif yaitu informasi satu arah yang hanya dapat diterima dari beberapa orang saja. Kemudian perubahan kondisi sosial dikarenakan ada kubu yang setuju dan tidak setuju. Dampak positif adalah gerakan yang dilakukan dapat dikatakan berhasil karena sampai saat ini lokasi pembangunan apartemen di segel dan berhenti proses pembangunan fisik.