MEMBERDAYAKAN PEREMPUAN DENGAN PENDIDIKAN
Abstract
Ada sebuah mitos yang masih berkembang dalam pandangan masyarakat tradisional, yang menyatakan bahwa: ”perempuan tidak memerlukan pendidikan setinggi kaum laki-laki”. Dan ironisnya, pameo ”wanita adalah ’konco wiigking’ (teman di balik panggung kehidupan) seolah-olah telah menjadi sebuah ’kredo’ absolut yang selamanya tidak perlu digugat. Padahal, Allah — sang Khaliq — tidak pernah merancang makhluk ’perempuan’ sebagai pelengkap bagi kaum laki-laki, apalagi client (budak) bagi sang patron (tuan), bahkan secara tegas menjadikannya sebagai mitra berbagi dan bersinergi. Masing-masing bukan ’budak’ atau ’tuan’ bagi yang lain. Lalu, kenapa pandangan seperti itu tak juga kunjung sirna pada masyarakat kita, tak terkecuali di kalangan masyarakat muslim tradisional di negeri kita tercinta?