Promosi produk rokok dari hari ke hari semakin menjadi bagian dari kehidupan kita. Bagaimana tidak, berbagai aktivitas promosi semakin gencar dilakukan di berbagai media. Maraknya promosi produk rokok ini tidak lepas dari tumbuh suburnya industri rokok di Indonesia. Maraknya promosi produk rokok di sekeliling kita telah menimbulkan persepsi publik bahwa merokok merupakan perilaku yang sudah lazim dilakukan. Tentu saja persepsi ini cukup membahayakan mengingat dampak kesehatan yang diakibatkan oleh perilaku merokok, mulai dari penyakit kanker, jantung, pernapasan dan stroke. Meningkatnya jumlah perokok, terutama di kalangan pelajar dan gencarnya promosi rokok di berbagai media dicurigai memiliki hubungan yang signifikan. Penelitian ini mencoba untuk melakukan analisis tentang dampak iklan-iklan produk rokok untuk dapat memperoleh penjelasan atas fenomena tersebut. Secara spesifik penelitian ini meneliti anak-anak yang terkena terpaan iklan tersebut mengingat fakta yang disebutkan di atas bahwa beberapa pelajar telah memulai perilaku merokok sejak anak-anak. Tujuan penelitian ini untuk (1) mengetahui bagaimana pemahaman anak-anak terhadap iklan rokok (2) mengetahui bagaimana sikap anak-anak terhadap iklan rokok (3) mengetahui bagaimana dampak pengaruh iklan produk rokok terhadap anak-anak. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini akan mengambil lokasi di kabupaten Bantul, kabupaten Sleman dan kota Yogyakarta di propinsi DIY sebagai representasi daerah urban dan rural; dengan subyek penelitian adalah anak-anak yang berumur di bawah 10 tahun. Adapun teknik pengumpulan datanya adalah kuesioner, wawancara mendalam (indepth interview) dan diskusi kelompok terarah (FGD). Data yang ditemukan memperlihatkan bahwa iklan rokok banyak dikonsumsi oleh anak-anak. Mereka mengenal dengan jelas bahwa produk yang diiklankan adalah rokok walaupun tidak ada gambar rokok dalam iklan tersebut. Ditemukan pula adanya 14 anak-anak dari 120 anak yang menjadi responden yang sudah merokok walaupun masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Sikap dan perilaku merokok yang terjadi pada anak-anak disebabkan oleh factor rasa ingin tahu, ajakan teman, terpaan iklan dan dan sikap permisif keluarga sehingga menjadikan mereka menjadi perokok.