View Item 
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Law
      • Department of Law
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Law
      • Department of Law
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      PEMBATASAN HAK POLITIK MANTAN NARAPIDANA KORUPSI PERSPEKTIF KONSTITUSI

      Thumbnail
      View/Open
      HALAMAN JUDUL (20.93Mb)
      HALAMAN PENGESAHAN (828.9Kb)
      INTISARI (75.08Kb)
      BAB I (575.8Kb)
      BAB II (576.0Kb)
      BAB III (575.9Kb)
      BAB IV (576.3Kb)
      BAB V (575.8Kb)
      DAFTAR PUSTAKA (575.8Kb)
      LAMPIRAN (20.93Mb)
      HALAMAN PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI (417.4Kb)
      NASKAH PUBLIKASI (219.5Kb)
      Date
      2019
      Author
      ISKANDAR, SULTHON SETYAGAMA
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Indonesia merupakan negara hukum yang melindungi HAM. Hak politik warga negara dalam pemilihan umum merupakan jaminan dari HAM dalam konstitusi. Penelitian ini dilakukan mengkaji pembatasan mantan narapidana korupsi perspektif konstusi. Hal ini KPU melarang mantan narapidana korupsi menjadi calon legislatif namun ditentang pemerintah, Bawaslu, dan DPR, sehingga menarik untuk diteliti oleh penulis bagaimana pembatasan hak politik mantan narapidana korupsi perspektif konstitusi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat normatif yaitu penelitian hukum yang dari penelitian normatif dilakukan dengan studi pustaka terhadap bahan, baik bahan hukum primer, sekunder, tersier, dan non hukum. Lokasi penelitian penulis melakukan studi pustaka mengunjungi perpustakaan. Berdasarkan analisis penelitian bahwasanya pengaturan hak politik dalam pemilu diatur UU Pemilu, PKPU, kemudian putusan MA dan MK memberikan peluang mantan narapidana korupsi untuk mencalonkan diri dengan syarat yang bersangkutan mengakui kepada publik atas tindakannya. Pembatasan hak politik dalam pemilihan DPR, DPRD, DPD melalui PKPU secara filosofis dan sosiologis sesuai dengan keadaan negara mengharapkan pemilu bebas, rahasia, jujur dan adil tetapi memiliki kelemahan secara yuridis karena tidak sesuai pembentuk peraturan perundang-undangan. Pembatasan hak politik tidak melanggar UUD 1945 jika melalui UU. Hak Politik tidak melanggar HAM merupakan kategori derogable rights yaitu merupakan hak dapat di batasi jika memenuhi syarat mengancam kehidupan bangsa.
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/30905
      Collections
      • Department of Law

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV