MEMERANKAN DIRI SEBAGAI SANG IMAM
Abstract
Saat ini, kebencian terhadap seseorang bisa tumbuh dari berbagai sebab, bahkan dari sebab yang sangat ‘remeh-temeh’ (sederhana). Misalnya: “karena yang bersangkutan dipersepsikan oleh sebuah komunitas masjid tertentu sebagai imam yang kurang toleran terhadap kehendak jamaah”. Bisa jadi hanya karena terlalu seringnya membaca ayat-ayat al-Quran yang terlalu panjang atau – bahkan – karena terlalu banyak thuma’ninah, sehingga geraknya terkesan lamban dan shalatnya pun terkesan lama. Jika terdapat alasan yang cukup signifikan untuk dipahami oleh jamaah, sebenarnya bisa dimaklumi. Tetapi, bila alasan yang dikemukakan oleh para jamaah tidak cukup signifikan dan sama sekali tidak relevan untuk dijadikan sebagai sebuah alasan untuk membencinya, maka resistensi jamaah itu pun semestinya perlu dipertanyakan.