dc.contributor.advisor | HAPSARI,TWEDIANA BUDI | |
dc.contributor.author | ERLANGGA, ERLANGGA | |
dc.date.accessioned | 2020-01-28T01:58:24Z | |
dc.date.available | 2020-01-28T01:58:24Z | |
dc.date.issued | 2019-12-20 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31336 | |
dc.description | Penelitian ini dilatarbelakangi karena, (1)Adanya kebebasan pers menjadikan media terbagi dua sisi. Satu sisi lahirnya saluran informasi, disisi lain menjadikan media dengan bebas mengeluarkan berita sesuai dengan makna yang diinginkan. (2)Radikalisme dianggap sebagai paham yang mengancam keutuhan negara dan bisa mengarah kepada terorisme. Sedangkan di Indonesia, paham radikalisme selalu disematkan kepada orang Islam. Berdasarkan data Indeks Kerukunan Umat Beragama 2019 yang dilakukan oleh Kementerian Agama, menunjukkan angka rata-rata nasional 73,83. Sedangkan, sejak empat tahun terakhir, lebih rendah dibanding tahun 2015, yang menunjukkan angka rata-rata nasional 75,36. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan isu radikalisme yang dibingkai oleh media online Republika.co.id, Voa-Islam.com, Tempo.co, dan Kompas.com, serta mengetahui perbandingan frames diantara media online tersebut. Untuk mendapatkan data selengkap mungkin peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis framing media model Robert N. Entman. Hasil penelitian ini terdapat 5 isu yang menonjol yaitu (1)Pernyataan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama terkait radikalisme, (2)Pernyataan Mahfud MD sebagai Menkopolhukam terkait radikalisme, (3)Pernyataan Jokowi selaku Presiden terkait radikalisme, (4)Tanggapan tokoh terhadap pernyataan pemerintah terkait radikalisme dan (5)Tanggapan tokoh terhadap pernyataan Jokowi terkait radikalisme. Sedangkan, perbandingan antara media online, Republika.co.id melindungi umat Islam dari tuduhan radikalisme, sedangkan Voa-Islam.com menganggap pemerintah selalu mengarahkan radikalisme kepada umat Islam, lalu Tempo.co menjelaskan secara lengkap pendapat pemerintah terkait apa itu radikalisme dengan tidak terlalu menyudutkan umat Islam serta terkesan mengalihkan kearah lain, dan Kompas.com terkesan tidak terlalu peduli dalam memuat isu radikalisme dengan pemberitaan yang sederhana, terkesan mendukung pemerintah dalam beberapa pendapat akan tetapi menghimbau pemerintah dalam menangani isu tersebut. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini dilatarbelakangi karena, (1)Adanya kebebasan pers menjadikan media terbagi dua sisi. Satu sisi lahirnya saluran informasi, disisi lain menjadikan media dengan bebas mengeluarkan berita sesuai dengan makna yang diinginkan. (2)Radikalisme dianggap sebagai paham yang mengancam keutuhan negara dan bisa mengarah kepada terorisme. Sedangkan di Indonesia, paham radikalisme selalu disematkan kepada orang Islam. Berdasarkan data Indeks Kerukunan Umat Beragama 2019 yang dilakukan oleh Kementerian Agama, menunjukkan angka rata-rata nasional 73,83. Sedangkan, sejak empat tahun terakhir, lebih rendah dibanding tahun 2015, yang menunjukkan angka rata-rata nasional 75,36. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan isu radikalisme yang dibingkai oleh media online Republika.co.id, Voa-Islam.com, Tempo.co, dan Kompas.com, serta mengetahui perbandingan frames diantara media online tersebut. Untuk mendapatkan data selengkap mungkin peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis framing media model Robert N. Entman. Hasil penelitian ini terdapat 5 isu yang menonjol yaitu (1)Pernyataan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama terkait radikalisme, (2)Pernyataan Mahfud MD sebagai Menkopolhukam terkait radikalisme, (3)Pernyataan Jokowi selaku Presiden terkait radikalisme, (4)Tanggapan tokoh terhadap pernyataan pemerintah terkait radikalisme dan (5)Tanggapan tokoh terhadap pernyataan Jokowi terkait radikalisme. Sedangkan, perbandingan antara media online, Republika.co.id melindungi umat Islam dari tuduhan radikalisme, sedangkan Voa-Islam.com menganggap pemerintah selalu mengarahkan radikalisme kepada umat Islam, lalu Tempo.co menjelaskan secara lengkap pendapat pemerintah terkait apa itu radikalisme dengan tidak terlalu menyudutkan umat Islam serta terkesan mengalihkan kearah lain, dan Kompas.com terkesan tidak terlalu peduli dalam memuat isu radikalisme dengan pemberitaan yang sederhana, terkesan mendukung pemerintah dalam beberapa pendapat akan tetapi menghimbau pemerintah dalam menangani isu tersebut. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Analisis framing, radikalisme, media online. | en_US |
dc.title | ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN ISU RADIKALISME PADA MEDIA ONLINE REPUBLIKA.CO.ID, VOA-ISLAM.COM, TEMPO.CO, DAN KOMPAS.COM | en_US |
dc.type | Thesis SKR FAI 415 | en_US |