View Item 
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      KERJASAMA INDONESIA-CHINA DALAM BIDANG INFRASTRUKTUR ERA PRESIDEN JOKO WIDODO

      Thumbnail
      View/Open
      COVER (93.19Kb)
      HALAMAN JUDUL (702.6Kb)
      HALAMAN PENGESAHAN (23.27Kb)
      BAB I (732.0Kb)
      BAB II (136.0Kb)
      BAB III (248.0Kb)
      BAB IV (260.7Kb)
      BAB V (7.246Kb)
      DAFTAR PUSTAKA (250.6Kb)
      NASKAH PUBLIKASI (911.8Kb)
      Date
      2020-01-04
      Author
      BAHARI, DIANA MUTIARA
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Visi Presiden Joko Widodo yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, menempatkan sektor infrastruktur menjadi elemen paling penting untuk mewujudkan visi tersebut. Stok infrastruktur yang dimiliki oleh Indonesia masih jauh dibandingkan dengan negara Singapura dan Malaysia. Hal tersebut yang menjadikan Indonesia perlu untuk mengembangkan sejumlah infrastruktur guna mendorong terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia. Upaya-upaya yang dilakukan Presiden Joko Widodo dalam mengembangkan infrastruktur adalah dengan membangun sejumlah pelabuhan, tol laut dan kereta cepat. Hal itu dilakukan Presiden Joko Widodo agar wilayah Indonesia saling terintegrasi satu sama lain. Akan tetapi, dalam upaya pengembangan sejumlah infrastruktur, Pemerintah Indonesia mengalami kendala yaitu terkait pembiayaan proyek infrastruktur tersebut. Sehingga Presiden Joko Widodo dalam masa pemerintahannya berfokus untuk menarik sejumlah investor asing untuk membiayai sejumlah proyek infrastruktur yang direncanakan oleh pemerintah Indonesia. Dari beberapa negara yang berinvestasi di Indonesia, China memiliki kebijakan yang sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia yaitu Kebijakan One Belt One Road (OBOR). Untuk mendorong kebijakan OBOR tersebut, China secara agresif dan proaktif menawarkan investasi dalam bidang infrastruktur di Indonesia. Sikap keagresifitasan China ditunjukkan ketika Presiden China, Xi Jinping, melakukan negosiasi langsung kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo. Dalam proses negosiasi tersebut, China berusaha untuk meyakinkan Indonesia mengenai investasinya di bidang infrastruktur yang akan membantu Indonesia dalam mewujudkan poros maritim dunia. Sedangkan sikap proaktif China ditunjukkan ketika China menawarkan pembiayaan pada sejumlah proyek infrastruktur Indonesia seperti dalam pembangunan pelabuhan, tol laut dan kereta cepat. Adanya kesamaan kepentingan antara Indonesia dan China serta sikap agresifitas dan proaktif China yang kemudian membuat Presiden Joko Widodo memilih China sebagai mitra kerjasama dalam meningkatkan Infrastruktur di Indonesia.
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31341
      Collections
      • Department of International Relations

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV