dc.description.abstract | Ada dua ukuran kinerja yang pada umumnya dilakukan sebagai pengukuran kinerja, yaitu Key Performance Indicator(KPI) dan Key Behavioral Indicator (KBI). Buatlah dua ukuran di atas menjadi lebih terukur. KPI dibuat kuantitatif ketimbang kualitatif. Bagi perusahaan yang sudah mengadopsi Balanced Score Card (BSC) mungkin sudah dapat dipastikan bahwa ukuran kinerjanya sudah kuantitatif. Namun, bukan berarti tanpa BSC kita tidak bisa membuat ukuran yang kuantitatif.
Sistem KPI akan membuat penilaian yang dilakukan benar-benar objectitive dan bisa menyeleksi mana karyawan yang benar-benar produktif dan mana yang tidak. Namun, tentu saja indikator yang digunakan harus benar-benar berkualitas.
Untuk KBI, memang sejauh ini masih bersifat kualitatif. Namun, sebaiknya ukuran penilaian KBI dibuat spesifik mungkin untuk menggambarkan perilaku yang akan dinilai. Buatlah indikator-indikator perilaku yang dapat diobservasi (observable behavior). Sebagai contoh, lebih baik menggunakan indikator perilaku ‘karyawan yang bersangkutan menyelesaikan laporan penjualan H-1 dari waktu yang ditetapkan’ ketimbang menggunakan indikator ‘karyawan yang bersangkutan sangat rajin’.
Penilai akan lebih mudah mengobservasi indikator perilaku yang pertama, karena menggambarkan perilaku yang lebih spesifik dan terukur. Sementara ‘sangat rajin’ akan multitafsir dan membingungkan penilai.
Untuk itu, dibuatlah instrumen untuk mengukur kinerja Key Behavioural Indicator, seperti yang ada di dalam buku panduan ini. | en_US |