RELASI ISLAM DAN TRADISI LOKAL PADA KELOMPOK NELAYAN STUDI TENTANG TRADISI KHANDURI LAOT DAN RABU ABEH DI GAMPONG GEUNTENG BARAT KECAMATAN BATEE KABUPATEN PIDIE PROVINSI ACEH
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk membahas terkait relasi Islam dan tradisi lokal yang ada pada kelompok nelayan. Selain itu juga menunjukkan proses keduanya menyatu menjadi satu kesatuan yang dilakukan secara bersamaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di gampong Geunteng Barat kecamatan Batee kabupaten Pidie provinsi Aceh yang merupakan daerah pesisir dan ditempati oleh kelompok-kelompok nelayan yang masih kental akan tradisinya. Selain itu terdapat beberapa dayah (pondok pesantren tradisional) di daerah tersebut. Penentuan informan digunakan teknik purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara mendalam, perbincangan (daily course method), dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya relasi Islam dan tradisi lokal yang ada pada kelompok nelayan di gampong Geunteng Barat kecamatan Batee kabupaten Pidie provinsi Aceh. Terdapat tiga kelompok masyarakat di gampong Geunteng Barat saat ini, yakni conservative society, acculturation society, dan assimilation society. Tiga kelompok tersebut terbentuk dengan hadirnya beberapa dayah di gampong Geunteng Barat. Dayahdayah tersebut ialah dayah Nurul Fata, dayah Tgk. Syafi’i, dan dayah Aziziyah. Pada dayah sendiri terjadi pro dan kontra dalam memandang tradisi lokal yang masih belaku di masyarakat setempat. Selain itu, perubahan pada masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan agama saja, melainkan juga oleh faktor geografis. Dimana letak ketiga dayah tersebut juga membawa perubahan pada masyarakat di gampong Geunteng Barat juga dalam pelaksaan tradisi lokal.