dc.description.abstract | Ketika Allah memerintahkan kepada kita untuk beristi’âdzah, pada saat itu Allah memberi peluang kepada setiap para pembaca ayat-ayat al-Quran (dan – juga – para penyimaknya) untuk mendapatkan nilai kegunaan al-Quran sebagai syifâ’ (obat) bagi penyakit-penyakit yang ada dalam shadr (hati) mereka, tanpa dipengaruhi oleh setan yang selalu siap untuk mengganggu, karena jika al-Quran tidak berfungsi (karena gangguan setan yang bermain untuk membisikkan sesuatu yang buruk pada hati para pembaca dan penyimak bacaan ayat-ayat al-Quran), maka al-Quran pun boleh jadi tidak lagi bernilai guna ‘menjadi’ syifâ’ (obat) yang paling mujarab, yang bisa menyembuhkan luka apa pun yang terjadi pada hati manusia, karena Allah sebagai asy-Syâfî (Sang Penyembuh) tak berkenan memberikan kesembuhan kepada para pembaca dan penyimak bacaan ayat-ayat al-Quran yang ‘tengah’ tergoda oleh bisikan-bisikan setan. | |