Show simple item record

dc.contributor.authorHARIYANTO, MUHSIN
dc.date.accessioned2016-09-28T10:35:15Z
dc.date.available2016-09-28T10:35:15Z
dc.date.issued2012-10
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3320
dc.description.abstractSaya pernah membaca artikel lepas di sebuah situs internet (http://www.profvb.com/vb/t76417.html). Di dalamnya ada sebuah pernyataan: "Keberadaan suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan akhlak mereka. Jika akhlak mereka telah lenyap, akan lenyap pulalah bangsa itu." (Ahmad Syauqi Bek, Sastrawan Mesir, w. 1868). Pernyataan ini – kata penulisnya -- diungkapkan oleh Ahmad Syauqi Bek sebagai ‘orang Mesir’, tetapi resonansinya tidak terbatas pada ruang dan waktu. Sementara itu, dalam konteks keindonesian, AM Dewabrata (seorang jurnalis senior yang wafat di Yogyakarta, 15 Juli 2005), menulis dalam tulisan terakhirnya: “Korupsi sekarang belum kita tertawakan, melainkan masih kita sokong tiap hari di mana pun, dari tingkat kelurahan dan pelayanan terbawah sampai ke departemen maupun lembaga negara di pusat. Korupsi belum menjadi masa lalu; masih merupakan bagian budaya kontemporer kita". (diakses pada hari Selasa, 11 September 2012, dalam http://www.nu-antikorupsi.or.id)
dc.publisherSUARA MUHAMMADIYAH
dc.subjectBANGSA YANG SEHATen_US
dc.titleMENJADI BANGSA YANG SEHAT DENGAN TAUBATen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record