MERAIH HAJI MABRUR
Abstract
Pak Rahmat, begitu orang memangilnya, bukan orang yang ‘pantas’ diperhitungkan untuk bisa berangkat ‘naik haji’. Tetapi himmahnya untuk berhaji dengan berbagai upaya tidak mungkin diremehkan oleh siapa pun yang memahaminya. Dia, yang sehari-hari hanya bekerja di sebuah lembaga pendidikan swasta, sementara isterinya ‘mantap’ menjadi ibu rumah tangga dengan keempat orang anaknya, bekerja keras untuk memeroleh uang sedikit-demi sedikit dan ditabungnya dengan disiplin, diiring doa yang dipanjatkan dengan ketulusan hatinya kepada Allah untuk ‘menjadi salah seorang jamaah haji’ mandiri. “Haji Mabrur” adalah dambaan dan cita-citanya.