BERPUASA DENGAN HATI
Abstract
Puasa kita yang kita lakukan dengan hati akan membentuk karakter diri kita menjadi orang yang bertakwa, yang antara lain terekspresi menjadi: (1) pribadi-pribadi yang berkesediaan untuk berinfak dalam keadaan apa pun (berkepribadiaan munfiq), sehingga — diri pribadi kita — terbebas dari sikap ’bakhil’ dalam bentuk apa pun; (2) pribadi-pribadi yang berkesediaan untuk berkesediaan untuk menahan amarah, sehingga terbebas dari sikap “pemarah”, terbebas dari sikap anarkis dalam situasi dan kondisi apa pun; (3) pribadi-pribadi yang berkesediaan untuk memaafkan (kesalahan) siapa pun yang bernah bersalah kepada diri kita, sehingga – minimal – kita terbebas dari sikap dendam kepada siapa pun; dan (4) ) pribadi-pribadi yang berkesediaan untuk bermuhâsabah (melakukan introspeksi), mengakui kesalahan yang pernah kita perbuat, menyesali dan tak pernah lagi mengulanginya dengan penuh kesadaran. Sehingga – dampak positifnya – kita menjadi pribadi-pribadi yang yang selalu berhatihati dalam bersikap dan bertindak, dengan harapan ’tidak-lagi’ mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama di mana pun, kapan pun kepada siapa pun dalam bentuk apa pun.