Persoalan kesehatan mental merupakan masalah yang tidak hanya berkaitan dengan professional kesehatan jiwa, pasien dan keluarga namun menyangkut masalah masyarakat (Sutarjo, Prabandari, & Iravati, 2016). Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyatakan bahwa Yogyakarta menduduki peringkat kedua sebagai wilayah dengan angka gangguan jiwa tinggi. Pelayanan kesehatan jiwa komunitas sudah diimplementasikan dibeberapa negara, salah satunya Indonesia. Indonesia sudah menjalankan dan mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa komunitas atau yang dikenal dengan Community Mental Health Nursing (CMHN). Tingginya angka penderita gangguan mental di Yogyakarta membutuhkan penanganan dari tim kesehatan di komunitas. Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2016 terdapat 12.322 orang dengan ODGJ dari total penduduk sekitar 3.594 juta jiwa. Kabupaten Bantul menjadi kabupaten yang paling tinggi jumlah ODGJ nya yaitu sebanyak 3.875 jiwa, setelah itu diikuti oleh Gunung Kidul (2.730 jiwa), Kulonprogo (1.995 jiwa), Kota Yogyakarta (1954 jiwa), dan Sleman (1768 jiwa). Kejadian bencana gempa bumi di Jogjakarta pada tahun 2006 masih menyisakan derita yaitu meningkatnya orang dengan gangguan jiwa yang tidak tertangani. Kabupaten Bantul,khususnya di kecamatan Kasihan menjadi daerah yang mempunyai angka gangguan jiwa tinggi. Salah satu wilayah kerja Puskesmas Kasihan I yaitu pedukuhan Lemahdadi. Hasil observasi praktik klinik yang dilakukan mahasiswa keperawatan terdapat 9 klien yang gangguan jiwa dan mengalami putus obat selama lebih dari dua tahun. Kata Kunci: CMHN Kasihan, Mental Health Nursing, Kader Kesehatan Jiwa