dc.description.abstract | Karena ‘kepicikan’ di dalam memahami agama, tidak sedikit orang Islam yang gagal memahami esensi ajaran Islam melalui sumber-sumbernya otentiknya (al-Qur’an dan as-Sunnah). Disebabkan oleh sikap mereka yang yang terlalu cepat berpuas diri dengan sikap ‘taqlîd‘-nya, mereka pun terjebak untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan cara mengamini dan (bahkan) mengimani pendapat seseorang, para ustadz, atau kitab-kitab tertentu tanpa sikap kritis. Atau bahkan ‘ada’ di antara mereka yang memahami agama (baca: Islam) dengan mengikuti kemauan hawa nafsu dan akal pikiran (bebas tanpa batas) tanpa sikap jujur dan terbuka untuk merujuk pada metodologi yang tepat. Yang pada akhirnya, mereka pun bisa terjebak pada sikap “ghuluw” (berlebih-lebihan, over-dosis, atau dalam bahasa gaul anak muda: ‘lebay’). | |