| dc.description.abstract | Latar Belakang Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks terdiri dari campuran sekresi kelenjar saliva mayor dan minor. Saliva merupakan unsur yang penting bagi rongga mulut, karena saliva dapat melindungi gigi terhadap pengaruh luar maupun dari dalam rongga mulut itu sendiri. Saliva mengandung 98% air dan 2 % lainnya berupa larutan elektrolit. Sekresi saliva berbeda pada tiap individu dengan angka normal berkisar antara 500-1500 ml per hari. Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi saliva yaitu rangsangan luar berupa makan atau minum. Selain laju alir saliva, faktor lain yang mempengaruhi produksi saliva adalah viskositas atau kekentalan saliva. Penurunan laju alir saliva juga bisa disebabkan karena sedang berpuasa, yaitu keadaan tidak makan atau minum dalam waktu tertentu, sehingga pada saat berpuasa viskositas saliva individu meningkat dan saliva menjadi kental. Berpuasa juga mengakibatkan perubahan komposisi dalam saliva. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara dehidrasi dengan penurunan konsentrasi natrium, kalsium dan fosfat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengenai pengaruh puasa terhadap laju alir, viskositas dan komposisi saliva.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental kuasi dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan jumlah sampel sebanyak 38 orang. Variabel pengaruh adalah puasa, sedangkan variabel terpengaruh adalah laju alir, viskositas dan komposisi saliva. Pengukuran laju alir menggunakan spuit syringe; viskositas saliva menggunakan Ostwald viscometer; serta komposisi saliva menggunakan Diasys kit.
Skema penelitian ini adalah penelitian dasar kolaborasi dalam negeri. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai pengaruh puasa terhadap laju alir, viskositas dan komposisi saliva. Luaran yang ditargetkan dari penelitian ini adalah jurnal internasional terindeks scopus. Hasil penelitian ini sesuai dengan Tingkat Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) berada pada TKT 4 yaitu technology validasi in laboratorium. | en_US |
