dc.description.abstract | Kebutuhan beras untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk makin meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan adanya upaya perbaikan gizi masyarakat. Selama ini budidaya padi bertumpu pada lahan sawah yang subur dengan potensi produksi lebih besar dibanding lahan kering. Ketersediaan lahan kering luasannya jauh lebih besar dibandingkan lahan sawah. Pertambahan jumlah penduduk dan sekaligus terjadinya alih fungsi lahan sawah menjadi lahan non pertanian, menjadikan semakin menyempitnya ketersediaan lahan sawah. Di beberapa wilayah terjadi penurunan kualitas lahan sawah akibat pengelolaan lahan yang tidak memperhatikan faktor lingkungannya. Semua itu menyebabkan semakin tidak tercukupinya ketersediaan lahan subur (sawah) untuk produksi pangan, sehingga alternatif pilihan produksi pertanian di lahan kering menjadi makin diperlukan. Indonesia memiliki lahan kering sangat luas, salah satunya di Gunungkidul yang didominasi oleh 90% lahan kering. Inovasi varietas padi gogo beras merah merupakan padi yang tahan kekeringan, produktivitas dan harga jualnya tinggi, disamping mempunyai nilai gizi yang lebih baik dibanding beras putih. Di daerah lahan kering beras merah dibudidayakan dengan pola tanam yang beragam baik secara monokultur maupun tumpangsari sesuai dengan kondisi lahan dan kebutuhan petani. Beras merah mempunyai potensi ekonomi yang tinggi untuk diusahakan, sehingga pengusahaan padi beras merah di lahan kering Gunungkidul menjadi salah satu cara dalam meningkatkan pendapatan keluarga petani setempat. Namun baru sebagian petani yang mengadopsi padi beras merah sebagai komoditas usahataninya. Terkait hal tersebut perlu dikaji beberapa hal mencakup motivasi, proses adopsi inovasi, pengambilan keputusan pola tanam dan peningkatan kinerja usahatani di lahan kering. Penelitian ini secara khusus menghasikan informasi tentang motivasi dan gambaran petani dalam proses adopsi usahatani padi beras merah, serta kinerja usahatani lahan kering (pendapatan dan kelayakan usahatani). Informasi penting tersebut bisa dimanfaatkan sebagai masukan untuk pembuatan kebijakan baik bagi pemerintah terkait beras merah di lahan kering, maupun bagi agen perubah lainnya untuk pembangunan. Tahapan penelitian dilakukan selama 2 tahun. Tahun pertama penelitian menghasikan informasi tentang motivasi dan gambaran petani dalam proses adopsi inovasi usahatani padi beras merah, serta informasi tentang pengambilan keputusan petani dalam penentuan pola tanam. Tahun kedua menghasilkan informasi mengenai kinerja usahtani lahan kering dilihat dari pendapatan dan kelayakan usahatani dan efisiensi teknik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Untuk mendapatkan informasi motivasi, proses adopsi inovasi dan kinerja usahatani lahan kering digunakan teknik wawancara dengan alat bantu kuesioner diperkuat triangulasi dengan Focus Group Discussion (FGD). Pengambilan keputusan pola tanam dan efisiensi teknik menggunakan analisis model logit dan fungsi produksi frontier. | en_US |