Prediksi Wilayah Rentan Demam Berdarah Dengue di Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Geographically Weighted Regression
Date
2019-12-07Author
Kesetyaningsih, Tri Wulandari
Kusbaryanto, Kusbaryanto
Widayani, Prima
Normalita, Bella Indah
Mar'atus Sholihah, Nuasibah
Adjie, Alifia Fakhriya
Aunillah, Alfian Riziq
Metadata
Show full item recordAbstract
Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang sangat cepat meluas di dunia, ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Karakteristik kejadian DBD bersifat lokal karena sifat penularannya. Indonesia merupakan daerah endemik dengan kasus tertinggi kedua sedunia. Pengendalian DBD di Indonesia dinilai belum berhasil karena peran masyarakat belum optimal. Agar peran masyarakat optimal perlu informasi daerah rentan dan faktor penentu dengan unit penelitian lebih sempit. Penelitian ini bertujuan membuat model prediksi area rentan DBD di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor penentu dengan skala unit penelitian kelurahan. Metode Penelitian. Penelitian ini bersifat observasional analitik, dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas sebagai prediktor adalah iklim meliputi suhu, kelembapan dan curah hujan; ketinggian, tutupan lahan dan kepadatan penduduk. Variabel tergantung adalah kejadian DBD. Tahap penelitian: 1). Koleksi data: data kejadian DBD tahun 2015-2018 tiap Puskesmas diperoleh dari data sekunder di Dinkes masing-masing Kabupaten/ Kota. Data ketinggian diperoleh dengan mengolah data spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis/SIG (ArcGIS 10.1) dari peta kontur. Data iklim yaitu rata-rata tahunan dari tahun 2015-2018 untuk suhu, kelembapan dan curah hujan diperoleh dari BMKG DIY. Data iklim perkelurahan diperoleh dengan interpolasi spasial menggunakan SIG. Data kepadatan penduduk tahun 2015-2018 diperoleh dari BPS tiap-tiap Kabupaten/Kota; 2). Tahap analisis: a) menentukan pola penyebaran spasial kejadian DBD; b) menentukan variabel prediktor; dan c) membuat model prediksi wilayah rentan menggunakan Geographically Weighted Regression (GWR) sehingga diperoleh formula prediksi yang bersifat lokal. Tahap 1-2 dilakukan untuk tiap-tiap kabupaten/kota. Luaran wajib tahun ke1 prosiding konferensi internasional dan luaran tambahan jurnal internasional. Luaran wajib tahun ke2 jurnal internasional bereputasi dan luaran tambahan jurnal nasional terakreditasi. Tingkat Kesiapan Teknologi penelitian ini adalah pada tingkat 3 yaitu teknologi layak secara ilmiah berupa model prediksi wilayah rentan DBD dengan skala kajian kelurahan/ puskesmas