dc.description.abstract | Artikel ini mengkaji tentang strategi kampanye Partai Nasdem pada Pemilihan Legislatif 2019. Dipilihnya Nasdem sebagai obyek kasus dalam penelitian ini karena Nasdem sebagai partai baru berhasil dalam kampanye politik pada Pemilu 2019 dan merupakan partai yang mengalami peningkatan tertinggi dari pemilu sebelumnya dibanding partai-partai yang lainnya. Padahal biasanya partai baru tidak selalu berhasil dalam meraih kursi ke parlemen seperti halnya pada Pemilu 2019 yang tidak ada satu pun partai politik baru yang lolos ambang batas parlemen. Selain itu, ketika sejumlah survei mengatakan bahwa Nasdem tidak bakal lolos ambang batas parlemen, kenyataannya partai nasionalis ini meraih posisi lima partai besar pada Pemilu 2019. Karena itu, artikel ini menarik untuk menginvestigasi strategi kampanye Nasdem pada Pemilu 2019. Secara teoritis, strategi kampanye Nasdem akan dianalisa dengan kerangka empat indikator teori pemasaran bauran (mix marketing) yang dikenal dengan 4P, yaitu product, price, place, promotion. Secara metodologis, artikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi terutama terhadap media massa online. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa dari empat indikator pemasaran bauran yang digunakan oleh Nasdem, indikator price (harga) adalah indikator yang paling mempengaruhi kemenangan Nasdem pada Pemilu 2019, terutama pada harga citra yang disimbolkan pada kekuatan sosok Surya Paloh. Selain itu, citra Nasdem sebagai partai pendukung capres petahana Jokowi juga turut mempengaruhi besarnya perolehan suara Nasdem pada Pemilihan Legislatif 2019.
This article examines the campaign strategy of the National Democrat Party (Nasdem) in Indonesia’s 2019 legislative election. Nasdem was selected as the research object because Nasdem as a new party succeeded in political campaigns in the 2019 election and was the party that experienced the highest increase in vote from previous elections compared to the other parties. Commonly, new parties cannot succeed in reaching the parliamentary threshold. However, it is not applied for Nasdem. While most surveys predicted that Nasdem would not succeed in passing the 4 percent of the parliamentary threshold, the party proved that they were being the big five-party in the 2019 election. Theoretically, the Nasdem campaign strategy is analyzed with four mix marketing indicators so-called as 4P, namely product, price, place, and promotion, This research is a qualitative research, using the case study approach. In data-gathering, it employs a documentary study by collecting news of online mass media. The research finding demonstrates that among four mix marketing indicators to assess the Nasdem campaign strategy, price is the most influential indicator which affects the triumph of Nasdem in the 2019 legislative election, primarily the image price symbolized by the robust personality of Surya Paloh. In addition to that, the Nasdem image as the Jokowi true believer also strengthens the high popular vote of Nasdem in the 2019 legislative election. | en_US |