dc.description.abstract | Demam berdarah merupakan penyakit viral yang paling cepat penyebarannya di seluruh dunia. Sampai saat ini belum ada vaksin dan obat sehingga pemberantasan penyakit bertumpu pada pengendalian vektor. Efektifitas dan efisiensi program pengendalian akan tercapai bila didukung oleh adanya prediksi daerah rawan. Prediksi daerah rawan didasarkan pada lingkungan karena penyakit DBD berkaitan dengan lingkunga. Penelitian ini bertujuan untuk membuat prediksi daerah rawan DBD.
Variabel tergantung adalah kasus DBD, sedangkan variabel bebasnya adalah faktor lingkungan yaitu iklim, tutupan lahan dan ketinggian. Variabel iklim yang digunakan adalah suhu, kelembaban dan curah hujan. Unit penelitiannya adalah lingkungan sekitar tempat tinggal pasien DBD yaitu pada daerah buffer dengan diameter 200 m. Analisis yang digunakan adalah dengan kuantitatif berjenjang dengan skoring dan pembobotan. Penentuan skor didasarkan pada hasil matching, sedangkan pembobotan ditentukan berdasarkan hasil uji korelasi (nilai r2).
Hasil menunjukkan bahwa 68,64% penderita DBD tinggal di wilayah rawan dan sangat rawan, dan 31,36 % tinggal di wilayah kurang rawan. Luas wilayah kurang rawan adalah 734.396.973 Ha, sedangkan wilayah rawan seluas 609.464.989 Ha dan wilayah sangat rawan seluas 997.717.972 Ha.
Disimpulkan bahwa faktor lingkungan dapat digunakan untuk memprediksi wilayah rawan, lingkungan sekitar tempat tinggal penderita sebagai unit penelitian dapat memberikan informasi berapa persen penderita tinggal di suatu klasifikasi daerah rawan | en_US |