Soliditas Partai Islam: Pengalaman PKS di Pemilu 2014
Abstract
Studi ini menganalisa soliditas kelembagaan PKS sebagai representasi partai nasionalis-Islamis dalam menghadapi Pemilihan Legislatif 2014. Mengapa menarik dikaji? Menarik dikaji karena PKS berhasil mempertahankan perolehan suaranya di tengah citra yang memburuk terutama akibat kasus korupsi yang melanda presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq pada awal 2013 terkait kasus suap impor daging sapi yang kemudian berdampak pada rendahnya hasil survei dari berbagai kalangan. Soliditas kelembagaan PKS tersebut didiagnosa dengan empat indikator: kepemimpinan prosedural, mekanisme resolusi konflik, kaderisasi sistematis, dan komitmen terhadap nilai-nilai bersama/ideologi.
Temuan studi ini menunjukkan, bahwa PKS tetap memiliki soliditas yang baik dalam menghadapi “badai politik” menjelang Pemilu 2014. Meskipun soliditas PKS masuk kategori baik terutama di tiga indikator, PKS memiliki kelemahan dalam hal mekanisme resolusi konflik yang belum bisa dikelola dengan baik. Terlepas dari itu, PKS berhasil menepis semua prediksi yang menyatakan, bahwa PKS akan hancur dan tidak lolos ambang batas parlemen pada Pileg 2014 dengan perolehan suara 6,79 persen. Ini artinya, PKS mampu mempertahankan stabilitas suaranya untuk tidak turun drastis seperti yang terjadi pada partai lain. Suara PKS pada Pileg 2014 turun hanya sekitar 1,09 persen dari Pileg 2009 yang meraih 7,88 persen. Dengan demikian, PKS tetap menjadi partai politik yang selalu seksi untuk dikaji dan dianalisa dari berbagai teori ilmu politik.