View Item 
      •   UMY Repository
      • 09. UMY MISCELLANEOUS
      • Lecturers’ Popular Articles
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 09. UMY MISCELLANEOUS
      • Lecturers’ Popular Articles
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      SEMINAR DAN KONSULTASI DARING SENYUM INKLUSI ANAK INDONESIA

      Thumbnail
      View/Open
      Menurut WHO lebih dari 50 juta jam sekolah pertahun hilang sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sakit gigi pada anak. Surkesnas melaporkan 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaan/sekolah karena sakit gigi (rata-rata pertahun 3,86%)1). Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum, yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam duatu karbohidrat yang dapat diragikan 2) Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Karies gigi terdapat di seluruh dunia, tanpa memandang umur, bangsa ataupun keadaan ekonomi. Menurut penelitian di negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia, termasuk Indonesia, ternyata 80 -95 % anak di bawah usia 18 tahun terserang karies gigi 3). Riskesdas menyatakan prevalensi nasional masalah kesehatan gigi dan mulut 23,5%. Prevalensi menggosok gigi tiap hari pada penduduk umur 10 tahun keatas 91,1%(mandi pagi & sore). Proporsi gosok gigi sesudah sarapan pagi 12,6%, dan sebelum tidur malam 28,7%. Prevalensi nasional karies aktif 43,9%. Prevalensi pengalaman karies 72,1%. Prevalensi nasional masalah kesehatan gigi dan mulut umur 5-9 th 21,6% dan 10-14 th 20,6%. Prevalensi gosok gigi tiap hari pada penduduk umur 10 – 14 tahun 93,8% (90,7 mandi pagi & sore). Proporsi gosok gigi sesudah sarapan pagi 11,8%, dan sebelum tidur malam 25%. Prevalensi nasional karies aktif umur 12 thn 29,8%. Prevalensi pengalaman karies umur 12 thn 36,1 % DMT-T = 0,91.4) Prevalensi free caries di SD Muh Sapen adalah 10% 5). Performed treatment indeks (PTI) anak usia 12 tahun 0,7 %. Requitment Treatmen Indeks (RTI) anak usia 12 tahun 62,3%, 37,52 % murid SD telah diperiksa, 22,1 % memerlukan perawatan, dan 10,43 % mendapat perawatan 4). Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa kegiatan ini perlu dilakukan. (385.1Kb)
      Date
      2020-08-15
      Author
      ANGGRAINI, LAELIA DWI
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Menurut WHO lebih dari 50 juta jam sekolah pertahun hilang sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sakit gigi pada anak. Surkesnas melaporkan 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaan/sekolah karena sakit gigi (rata-rata pertahun 3,86%). Anggraini melaporkan anak free karies pada salah satu SD favorit di Yogyakarta adalah 10%. Konsep program ini bertujuan pemberian materi kesehatan gigi pada orang tua anak berkebutuhan khusus (ABK) serta mengajak mereka peduli akan kesehatan gigi murid-muridnya. Kegiatan ini diadakan oleh Ikatan Drg Anak Indonesia secara daring dan bersifat nasional. Metode yang digunakan adalah pemberian materi secara penyuluhan dan setelahnya dilakukan konsultasi kesehatan gratis secara online. Para orang tua yang telah diberikan penyuluhan diberikan kesempatan tanya jawab secara online langsung dengan narasumber, ialah dokter gigi anak melalui zoom meeting. Terdapat banyak pertanyaan yang harus dijawab mengenai segala hal terkait pengetahuan kesehatan gigi serta bagaimana orang tua berperan dalam kesehatan anak-anaknya. Hasil konsultasi online menunjukkan bahwa pengertian kesehatan gigi adalah hal penting dan merupakan tanggung jawab bersamaantara guru SLB-orang tua ABK dan dokter gigi anak , mereka mendapatkan dari informasi berbagai media, menggosok gigi adalah hal yang penting, konsep gosok gigi tidak semua memahami, konsep pertolongan pertama saat murid sakit gigi juga belum difahami oleh semua orang tua. Implikasi program ini adalah orang tua ABK, yang diajak berpikir, bersikap dan bertindak utk membangun dan mengembangkan diri melalui kepedulian terhadap kesehatan gigi. Kesimpulannya adalah pengetahuan tentang kesehatan gigi perlu ditingkatkan pada kalangan orang tua anak ABK. Hal ini terbukti belum semuanya menyadarinya juga perlu kesadaran pentingnya kepedulian sekolah dalam masalah kesehatan gigi dan mulut, semua setuju terkait pelatihan virtual dan penambahan pengetahuan tentang kesehatan gigi anak.
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/36054
      Collections
      • Lecturers’ Popular Articles

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV