Pencabutan Gigi Sulung Dengan Infiltrasi pada Anak Gangguan Spektrum Autis (GSA) dengan Stabilisasi Physical Restraint
Abstract
Latar Belakang. Anak dengan Gangguan Spektrum Autis (GSA) memiliki keterbatasan dalam komunikasi, sosial interaksi dan bahasa. Perawatan gigi pada anak dengan GSA memiliki tantangan karena dokter gigi tidak dapat melakukan pendekatan tingkah laku seperti pada anak normal. Tujuan dari studi ini adalah memberikan informasi penatalaksanaan pencabutan gigi sulung dengan infitrasi pada anak Gangguan Spektrum Autis dengan stabilisasi physical restraint. Kasus. Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGM UMY) untuk mencabut gigi insisivus sulung yang belum goyah, sedangkan gigi permanen pengganti sudah erupsi. Ibu anak tersebut mengatakan anak dapat berkomunikasi dengan bahasa verbal terbatas, miliki hipersensitivitas terhadap rasa dan suara sehingga tingkat kecemasannya tinggi. Anak pernah dibawa ke dokter gigi, namun gagal dilakukan pencabutan. Manajemen kasus. Pencabutan 61 dilakukan dengan infiltrasi intraligamen pada kunjungan pertama setelah mendapatkan informasi pendahuluan. Penggunaan restraint untuk stabilisasi anak dilakukan karena tidak memungkinkan dilakukan pendekatan tingkah laku pada kunjungan tersebut. Diskusi. Penggunaan physical restrain pada anak dengan GSA yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi, interaksi sosial dan bahasa dapat dilakukan dengan memperhatikan karakteristik anak yang mempunyai spektrum dan karakteristik yang bervariasi. Pencabutan gigi sulung dengan infiltrasi harus dilakukan dengan cepat tidak menimbulkan trauma pada anak. Kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa pencabutan gigi sulung dengan infitrasi pada anak Gangguan Spektrum Autis dengan stabilisasi physical restraint dapat dilakukan dengan persiapan yang baik dan kerjasama dari orang tua.