HUBUNGANKARAKTER WIRAUSAHA DENGAN POLA PRODUKSI DAN KINERJA EKONOMI INDUSTRI RUMAHTANGGA GULA KELAPA DI KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO
Abstract
Penelitian ini berjudul Hubungan Karakter Wirausaha dengan Pola Produksi dan Kinerja Ekonomi Industri Rumah Tangga Gula Kelapa di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo. Kabupaten Kulon Progo dipilih karena memiliki luasan kebun kelapa terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Kecamatan Kokap dipilih karena memiliki jumlah pengrajin gula terbanyak. Desa Hargotirto terpilih dari empat desa di Kecamatan Kokap, karena memiliki pengrajin gula kelapa terbanyak yaitu 976 orang. Sampel pengrajin ditentukan berdasarkan rumus Slovin sebanyak 90 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan profil pengrajin pada masing-masing pola produksi gula kelapa, 2) Mendeskripsikan karakter wirausaha pengrajin industri rumah tangga gula kelapa, 3) Menganalisis kinerja ekonomi industri rumah tangga gula kelapa yang meliputi kapasitas produksi, biaya, pendapatan dan keuntungan usaha serta 4) Menganalisis hubungan antara karakter wirausaha pengrajin dengan pola-pola produksi dan kinerja ekonomi usahanya. Hasil dari penelitian ini adalah : a) profil pengrajin industri gula kelapa di Desa Hargotirto, Kokap di dominasi usia antara 46 – 60 tahun, pengalaman dalam produksi gula kelapa antara 20 sampai 30 tahun, terbanyak berpendidikan Sekolah Dasar, b) Terdapat tiga pola produksi gula di Desa Hargotirto, Kokap yaitu Pola 1) memproduksi gula kelapa dari nira segar, pola 2) memproduksi gula semut (gula kristal) dari nira segar dan pola 3) memproduksi gula semut (kristal) dari gula kelapa (gula jawa) c) Pada pola 1 : rata-rata biaya produksi yang dibutuhkan sebesar Rp 299.573/bulan, penerimaan dari penjualan gula kelapa sekitar Rp 994.583 /bulan, sehinga pendapatan sekitar Rp 695.010/bln. Pada pola II : rata-rata biaya produksi yang dibutuhkan sebesar Rp 430.103/bln, penerimaan dari penjualan gula semut Rp 1.217.848/bulan, sehingga pendapatannya sebesar Rp 787.745/bulan. Pada pola III : rata-rata biaya produksi yang dibutuhkan sebesar Rp 34.920.088/bulan, penerimaan dari penjualan gula semut (termasuk ekspor) sebesar Rp 37.246.667, sehingga pendapatan yang diperoleh sebanyak Rp 2.326.578/bulan. d) Semua pola produksi produksi gula kelapa di Hargotirto tergolong layak baik dari nilai RC rasio, maupun dari produktivitas modal dan tenaga kerja, e) Karakter wirausaha yang menonjol pada pilihan pola I (pola lama, tradisi turun temurun) adalah sifat extroversi (keterbukaan) dan orientasi pasar. Pada pola II yang paling menonjol adalah karakter pengorganisasian. Pada pola III yang dominan adalah sifat ektroversi, kebutuhan berprestasi, kemandirian, siap menerima resiko, kepercayaan diri, oreiantasi pasar dan pengorganisasian