View Item 
      •   UMY Repository
      • 07. RESEARCH CENTER
      • Learning Center's Research
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 07. RESEARCH CENTER
      • Learning Center's Research
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      KARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN BENCANA SEDIMEN PADA SUNGAI VULKANIK

      Thumbnail
      View/Open
      Laporan 1.pdf (3.412Mb)
      Daftar 1.pdf (40.26Kb)
      Cover 1.pdf (27.58Kb)
      Date
      2015-02
      Author
      HARSANTO, PUJI
      IKHSAN, JAZAUL
      HARTONO, EDI
      PUJIANTO, AS'AT
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Gunung Merapi yang terletak di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan salah satu gunung api yang beraktivitas tinggi. Pada tanggal 26 Oktober 2010. Gunung Merapi mengalami erupsi pertama dan berlanjut dengan erupsi lanjutan hingga awal November 2010. Letusan tersebut telah mengakibatkan bencana bagi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah. Bencana ini merupakan yang terbesar bila dibandingkan dengan bencana serupa pada lima kejadian sebelumnya, yaitu kejadian pada tahun 1994, 1997, 1998, 2001 dan 2006 atau terbesar sejak 150 tahun tepatnya tahun 1872 (BNPB, 2011). Selama proses erupsi, volume material yang dikeluarkan mencapai 130 juta m3 yang tersebar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Di samping munculnya bahaya primer berupa awan panas, bahaya sekunder berupa banjir lahar mengancam daerah atau sungai yang dilaluinya. Letusan Merapi 2010 mengeluarkan material lahar yang mengarah ke Selatan dan Barat Daya. Aliran lahar yang ke arah Selatan mengendap di Kali Gendol, sedangkan yang ke arah Barat Daya mengendap di KaliPabelan, Kali Blongkeng, Kali Putih dan Kali Krasak (lihat Gambar 1.2). Padasaat hujan maka tumpukan lahar tersebut akan terbawa aliran ke hilir. Hal ini akan mengakibatkan kondisi aliran sungai akan mengadung konsentrasi sedimen yang tinggi, bahkan aliran berubah menjadi aliran debris. Dengan melihat endapan material lahar dingin di anak-anak sungai Progo tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa di sungai Progo akan menerima beban aliran sedimen yang berlebih setelah letusan Merapi 2010. Selama musim hujan material sedimen tersebut akan terbawa aliran air sehingga aliran akan mengandung bedload dengan konsentrasi tinggi. Tentunya hal ini akan memberi dampak perubahan morfologi sungai yang signifikan pada musim hujan. Material bedload akan mengendap jika kondisi aliran memberikan shearstresspada dasar aliran yang rendah, atau kurang dari kondisi kritik.
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3940
      Collections
      • Learning Center's Research

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV