MODEL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK PADA SISTEM INTERKONEKSI JAWA-MADURA-BALI MELALUI PENDEKATAN SUPPLY SIDE MANAGEMENT DAN DEMAND SIDE MANAGEMENT BERDASARKAN SKENARIO PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
Date
2016-01-01Author
AL HASIBI, RAHMAT ADIPRASETYA
CHAMIM, ANNA NUR NAZILAH
Metadata
Show full item recordAbstract
Permintaan terhadap energi listrik semakin tinggi seiring dengan pertumbuhan
penduduk dan perokonomian. Di Indonesia, kebutuhan energi tahun 2008
mencapai 179,48 MTOE. Sedangkan jumlah energi listrik yang dibangkitkan di
Indonesia tahun 2008 mencapai 149,44 TWh. Dari seluruh penggunaan energi
listrik tersebut, sebagian besar energi listrik digunakan oleh pelanggan yang
terhubung di dalam sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (JAMALI), yaitu
sebesar 78,11%. Energi primer yang digunakan di dalam sistem interkoneksi
JAMALI juga masih didominasi oleh penggunaan batubara, minyak bumi, dan
gas alam yaitu sebesar 40,90%, 29,13%, dan 20,14% dari keseluruhan produksi
energi listirk di dalam sistem interkoneksi JAMALI. Selain cadangan minyak bumi
dan batubara, Indonesia memiliki potensi energi baru dan terbarukan yang dapat
dioptimalkan dalam penyediaan energi listrk di Indonesia, seperti energi panas
bumi, tenaga air, biomasa, dan energi matahari.
Dalam penelitian ini, model pengembangan kapasitas pembangkit listrik
dilakukan melalui pendekatan supply side management (SSM) dan demand side
management (DSM). Pendekatan SSM dilakukan untuk memodelkan pemanfaatan
sumber-sumber energi selain energi fosil dalam penyediaan energi listrik di
sistem JAMALI. Pendekatan SSM ditujukan untuk melakukan diversifikasi energi
primer yang dibutuhkan. Dengan pendekatan SSM, peran dari sumber energi
selain energi fosil yang konvensional dianalisis dalam hal kapasitas pembangkit
yang diperlukan, biaya social, dan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Hasil
pendekatan SSM, selanjutnya, dibandingkan dengan hasil model acuan atau
referensi dimana dalam model acuan ini tidak memperhatikan pengembangan
potensi sumber energi lain. Pendekatan DSM dilakukan untuk memodelkan
manajemen beban listrik yang akan mempengaruhi kebutuhan kapasitas
pembangkit listrik. Pendekatan DSM meliputi pemodelan peningkatan faktor
beban melalui pengurangan beban puncak dan penerapan potensi efisiensi energi
dari sisi beban listrik. Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan model
pengembangan kapasitas pembangkit listrik di dalam penelitian ini adalah
Longe-range Energy Alternative Planning (LEAP). LEAP dapat diperoleh tanpa
biaya untuk negara berkembang dan organisasi nirlaba.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan oleh pihakpihak yang berkepentingan dalam pengembangan kapasitas pembangkit listrik di
sistem interkoneksi JAMALI. Model pengembangan kapasitas pembangkit listrik
melalui pendekatan SSM dan DSM yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran strategi alternatif dalam mengatasi permasalahan
emisi gas rumah kaca di sektor pembangkitan energi listrik.