dc.description.abstract | Seksualitas adalah sebuah entitas yang cair, dan didefinisikan berdasarkan pada periode sejarah, ruang dan waktu tertentu. Sebagai sebuah wacana, definisi atas seks ditentukan oleh relasi kuasa dan pengetahuan. Penelitian ini mencoba untuk menguak bagaimana seksualitas dipahami dan dikonstruksi di Indonesia lewat dua rezim yang berbeda, yaitu rezim Orde Baru dan pasca Orde Baru. Kedua rezim yang dikuasai oleh kelompok yang berbeda dengan konteks sosial, politik, dan budaya yang berbeda melahirkan wacana seks yang berbeda pula. Majalah Hai yang telah hadir selama lebih dari tiga dasawarsa menjadi objek penelitian yang relevan untuk memahami bagaimana seksualitas menjadi arena praktik kuasa dan pengetahuan. Sebagai majalah dengan segmen remaja laki-laki, maka seksualitas dalam penelitian ini memfokuskan pada seksualitas remaja laki-laki mengingat tema ini belum banyak diulas dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Artikel dan rubrik seksualitas yang terbit pada tahun 1995-2004 dipilih sebagai kumpulan teks yang dianalisis dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis yang dijelaskan oleh Norman Fairclough. Lewat analisis teks, praktik diskursif dan praktik sosial, penelitian ini memaparkan bahwa terdapat dualitas wacana seksualitas dalam majalah Hai. Artinya wacana seksualitas remaja laki-laki yang diproduksi oleh majalah Hai merupakan kompromi atas wacana konservatisme seksual dan liberalisme seksual. Kompromi dilakukan sebagai wujud politik seksual yang dilakukan oleh Hai dalam rangka mempromosikan seks yang aman sekaligus mengamankan posisi Hai secara ekonomi, politik dan sosial. | en_US |