PEMBUATAN PATILO SEBAGAI USAHA MENINGKATKAN DIVERSIFIKASI PANGAN DI DESA GIRIPURWO, KEC. PURWOSARI, KAB. GUNUNGKIDUL DIY
Abstract
Gunungkidul merupakan salahsatu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang
wilayahnya relatif jauh dari pusat pemerintahan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
letaknya berada di pegunungan bagian selatan, dan berada ± 40 km dari kota Yogyakarta. Selain
terpencil, Gunungkidul juga merupakan daerah tandus dan bebatuan, sehingga sangat tertinggal
dalam bidang pertanian dibanding daerah lain di Provinsi D.I Yogyakarta. Berdasarkan
keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal nomor 001/KEP/MPDT/II/2005,
Kabupaten Gunungkidul termasuk salahsatu dari 199 kabupaten daerah tertinggal, sehingga
diperlukan langkah-langkah strategis untuk secara bertahap dilakukan percepatan mengurangi
ketertinggalan (IRE,2011)
Berdasarkan pada hasil penelitian IRE (2011), dari 144 desa di Kabupaten Gunungkidul,
terdapat 32 desa tergolong sebagai daerah tertinggal dan terpencil yang tersebar di lima
kecamatan. Kecamatan tersebut adalah Purwosari, Saptosari, Gedangsari, Girisubo, dan
Tanjungsari. Menilik sistem zonasi wilayah Gunungkidul, kelima kecamatan ini masuk dalam
zona selatan, dan beberapa kecamatannya berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Selain itu, karakter daerahnya berupa kawasan berbukit karst dan letaknya yang jauh,
mengakibatkan sulitnya aksesibilitas sarana dan prasarana transportasi. Walaupun dalam
keadaan tersebut, sebagian besar penduduk Gunungkidul berprofesi sebagai petani dan
peternak.
Wilayah Kabupaten Gunungkidul banyak memiliki lahan tadah hujan, tetapi daerah
yang selama ini dikenal gersang ini, berhasil swasembada pangan.