MENULIS ITU PERANG
Abstract
Artikel ini mengkaji tentang "Menulis itu ibarat perang" untuk memulainya orang cenderung takut, maka Tidak bisa dilakUkan lagi bahwa menulis membutuhkan motivasi yang tinggi dan pemahaman terhadap manfaatnya. Karena ide dan pemikiran yang dilontarkan dalam bentuk tulisan akan mengundang pro dan kontra bahkan protes. Namun dalam hal ini penulis menyampaikan bahwa menulis itu penting bagi seorang ilmuwan, agamawan dan budayawan, kalau tidak ingin "terpinggirkan" keberadaannya. Dalam tulisan ini penulis juga mengacu kepada perintah membaca/lqra'. karena perintah membaca lebih dulu turun dari pada menulis. Dan secara logika penulis menyampaikan bahwa orang bisa menulis dengan baik dan berkualitas setelah dilakukan proses baca (dalam arti luas). Seperti halnya perang, menulis memerlukan keberanian, strategi, kemampuan, senjata, kepahaman medan perang dan logistik