dc.contributor.author | LASA HS | |
dc.date.accessioned | 2016-11-02T06:48:13Z | |
dc.date.available | 2016-11-02T06:48:13Z | |
dc.date.issued | 2004 | |
dc.identifier.issn | 08542066 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/5739 | |
dc.description | Pendidikan pustakawan di Indonesia kini tengah dengan indikator berkembang antara lain dengan dibukanya program studi jurusan perpustakaan diploma, sarjana, dan pascasarjana di beberapa perguruan tinggi. Maraknya penyelenggaraan pendidikan ini di satu sisi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tetapi dari sisi lain sulit dicapai standarisasi penyelenggaraan dan kualitas lulusan karena lemahnya pengawasan mutu/quality control. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga perpustakaan, kini banyak diselenggarakan kursus-kursus singkat. Bersamaan itu juga telah diluluskan program diploma maupun sarjana dari pendidikan formal yakni perguruan tinggi. Dengan adanya dua macam pendidikan tersebut kemungkinan terjadi standar ganda. Sebagai contoh adalah program penyetaraan pustakawan yang diselenggarakan sekitar 4-5 bulan disamakan dengan lulusan diploma suatu perguruan tinggi yang masa studinya 2-3 lahun Pustakawan sebagai tenaga profesional seharusnya memilih pendidikan dengan standar minimal diploma bahkan sarjana (seperti profesi lain) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dan bukannya oleh sembarang lembaga. Sebab tugas-tugas profies ional merupakan tugas dan pekerjaan intelektual. Dengan kemampuan ini diharapkan mampu mengembangkan perpustakaan, ilmu perpustakaan, dan profesi pustakawan. | en_US |
dc.description.abstract | Pendidikan pustakawan di Indonesia kini tengah dengan indikator berkembang antara lain dengan dibukanya program studi jurusan perpustakaan diploma, sarjana, dan pascasarjana di beberapa perguruan tinggi. Maraknya penyelenggaraan pendidikan ini di satu sisi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tetapi dari sisi lain sulit dicapai standarisasi penyelenggaraan dan kualitas lulusan karena lemahnya pengawasan mutu/quality control. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga perpustakaan, kini banyak diselenggarakan kursus-kursus singkat. Bersamaan itu juga telah diluluskan program diploma maupun sarjana dari pendidikan formal yakni perguruan tinggi. Dengan adanya dua macam pendidikan tersebut kemungkinan terjadi standar ganda. Sebagai contoh adalah program penyetaraan pustakawan yang diselenggarakan sekitar 4-5 bulan disamakan dengan lulusan diploma suatu perguruan tinggi yang masa studinya 2-3 lahun Pustakawan sebagai tenaga profesional seharusnya memilih pendidikan dengan standar minimal diploma bahkan sarjana (seperti profesi lain) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dan bukannya oleh sembarang lembaga. Sebab tugas-tugas profies ional merupakan tugas dan pekerjaan intelektual. Dengan kemampuan ini diharapkan mampu mengembangkan perpustakaan, ilmu perpustakaan, dan profesi pustakawan. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | UPT PERPUSTAKAAN UGM | en_US |
dc.subject | PENDIDIKAN PROFESI | en_US |
dc.subject | PUSTAKAWAN | en_US |
dc.title | PENDIDIKAN PUSTAKAWAN, MAU KEMANA? | en_US |
dc.type | Article | en_US |