dc.contributor.author | SULAKSONO, TUNJUNG | |
dc.date.accessioned | 2016-11-09T06:21:19Z | |
dc.date.available | 2016-11-09T06:21:19Z | |
dc.date.issued | 2011-09 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/6161 | |
dc.description | Tujuan akhir dari penelitian ini adalah tersusunnya modul peningkatan kapasitas birokrasi pemerintahan desa dalam mencegah tindak bunuh diri, melalui beberapa aktivitas: mengidentifikasi faktor-faktor penyebab bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul, mengidentifikasi pemaknaan masyarakat dan birokrasi desa di Gunung Kidul terhadap fenomena budaya “Pulung Gantung”, mengidentifikasi kemampuan komunikasi birokrasi desa dalam mendekonstruksi budaya “Pulung Gantung” sebagai sarana pencegahan bunuh diri, serta mengembangkan model peningkatan kapasitas aparat birokrasi pemerintahan desa sebagai agen pencegahan bunuh diri, dan mensosialisasikan modul tersebut kepada aparat birokrasi di desa.
Pengambilan lokasi penelitian di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama di Kabupaten Gunungkidul, terkait dengan indeks bunuh diri di Gunung Kidul merupakan indeks bunuh diri tertinggi di Indonesia. Populasi penelitian ini adalah para aparat birokrasi pemerintah desa di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengambil sampel penelitian terutama di beberapa desa yang tinggi angka bunuh dirinya.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan diskusi melalui focus group discussion dengan para aparat pemerintahan desa, dan studi referensi terhadap berbagai buku dan artikel jurnal tentang bunuh diri. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik berdasarkan pendekatan komunikasi dan harmonisasi sosial di desa sehingga dapat diinterpretasikan guna mendapatkan kesimpulan tentang peran ideal aparat birokrasi desa dalam pencegahan tindakan bunuh diri. | en_US |
dc.description.abstract | Tujuan akhir dari penelitian ini adalah tersusunnya modul peningkatan kapasitas birokrasi pemerintahan desa dalam mencegah tindak bunuh diri, melalui beberapa aktivitas: mengidentifikasi faktor-faktor penyebab bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul, mengidentifikasi pemaknaan masyarakat dan birokrasi desa di Gunung Kidul terhadap fenomena budaya “Pulung Gantung”, mengidentifikasi kemampuan komunikasi birokrasi desa dalam mendekonstruksi budaya “Pulung Gantung” sebagai sarana pencegahan bunuh diri, serta mengembangkan model peningkatan kapasitas aparat birokrasi pemerintahan desa sebagai agen pencegahan bunuh diri, dan mensosialisasikan modul tersebut kepada aparat birokrasi di desa.
Pengambilan lokasi penelitian di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama di Kabupaten Gunungkidul, terkait dengan indeks bunuh diri di Gunung Kidul merupakan indeks bunuh diri tertinggi di Indonesia. Populasi penelitian ini adalah para aparat birokrasi pemerintah desa di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengambil sampel penelitian terutama di beberapa desa yang tinggi angka bunuh dirinya.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan diskusi melalui focus group discussion dengan para aparat pemerintahan desa, dan studi referensi terhadap berbagai buku dan artikel jurnal tentang bunuh diri. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik berdasarkan pendekatan komunikasi dan harmonisasi sosial di desa sehingga dapat diinterpretasikan guna mendapatkan kesimpulan tentang peran ideal aparat birokrasi desa dalam pencegahan tindakan bunuh diri. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | PENINGKATAN KAPASITAS | en_US |
dc.subject | BIROKRASI DESA | en_US |
dc.subject | BUNUH DIRI | en_US |
dc.title | PENINGKATAN KAPASITAS APARAT BIROKRASI DESA DALAM MENDEKONSTRUKSI BUDAYA PULUNG GANTUNG SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN TINDAKAN BUNUH DIRI (STUDI KASUS DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL) | en_US |