UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum wight) DENGAN METODE IN VIVO DAN IN SILICO PADA SENYAWA KUERSITRIN
Abstract
Radang atau inflamasi adalah respon perlindungan setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan pada jaringan,penghambatan terhadap COX-2 menyebabkan reaksi tersebut tidak terjadi. Pengobatan inflamasi yang umumnya menggunakan obat sintetik memiliki kekurangan yaitu harga yang relatif mahal dan efek samping yang cukup banyak.Dalam perkembangannya di bidang medis daun salam dapat dimanfaatkan sebagai ramuan obat tradisional, Kandungan kimia daun salam diantaranya yaitu flavonoid yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skor penambatan senyawa penanda yang ada dalam daun salam (Syzygium polyanthum wight) yaitu kuersitrin sebagai antiinflamasi melalui uji in silico serta uji in vivo untuk mengetahui kesesuaian antara hasil uji in silico dengan hasil uji in vivo pada tikus terinduksi karagenan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorissecara in silico disertai pengujian secara in vivo. Metode in silico pada penelitian ini menggunakan ligan uji kuersitrin dari daun salam (syzygium polyanthum wight), S58 native ligand 6COX serta ligan pembanding natrium diklofenak menggunakan metode molecular docking Autodock Vina, sedangkan metode in vivo menggunakan tikus jantan galur wistar sebagai hewan uji. Sebanyak 15 ekor tikus, dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I: tanpa perlakuan. Kelompok II: senyawa pembanding Natrium Diklofenak dosis4,5 mg/Kg BB. Kelompok III, IV, V: ekstrak daun salam dengan dosis 33,3; 100 dan 300 mg/kgBB. Analisis data menggunakan uji One-Way ANOVA dan LSD test.
Hasil penelitian in silico menunjukkan bahwa ligan yang paling stabil terhadap protein 6COX adalah kuersitrin dari Syzygium polyanthum wight dengan nilai energi ikatan yaitu -8.6 kkl/mol. Secara in vivo hasil dari pemberian ekstrak daun salam dosis 300mg/KgBB memiliki persen daya antiinflamasi yaitu sebesar 26,05% sedangkan persen daya antiinflamasi kelompok kontrol positif memiliki persen daya antiinflamasi yaitu sebesar 36,82%sehingga dapat disimpulkan daya antiinflamasi yang dihasilkan dari aktivitas kuersitrin sebagai penanda dalam Syzygium polyanthum wight berpotensi sebagai agen antiinflamasi pada tikus jantan galur wistar.