dc.contributor.author | RIYANTO, SUGENG | |
dc.date.accessioned | 2016-11-16T04:09:46Z | |
dc.date.available | 2016-11-16T04:09:46Z | |
dc.date.issued | 2011 | |
dc.identifier.isbn | 9789799805355 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/6411 | |
dc.description | Era pasca Perang Dingin menimbulkan ketidakpastian situasi keamanan di Asia Pasifik. Penarikan mundur pasukan Amerika Serikat dari kawasan ini dan konflik regional yang bermunculan semakin mengancam stabilitas kawasan . hal ini menjadi keprihatinan bagu negara-negara yang terhimpun dalam ASEAN.
ASEAN mensikapi hal ini dengan membentuk suatu forum regional yang dikenal dengan nama ASEAN Regional Forum/ ARF. ARF dibentuk pada tahun 1993 ketika berlangsung Konferensi Tingkat Menteri ASEAN/AMM di Bangkok. Dengan demikian, ASEAN yang selama ini bekerjasama dalam hal ekonomi, sosial dan budaya, bergerak lebih maju lagi untuk bekerjasama dalam bidang keamanan. ARF merupakan forum untuk membicarakan masalah keamanan di Asia Pasifik yang tidak saja melibatkan ASEAN tetapi juga negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Cina, Korea, Taiwan, Australia, Kanada dan lain-lain.
ARF mempunyai dua jalur untuk menangani konflik, yakni first track dan second track. First track merupakan pertemuan resmi antar pejabat dalam sidang-sidang ARF, sedangkan second track melibatkan para akademisi dan lembaga-lembaga yang terkait seperti ASEAN – ISIS. Lembaga akademis ini menyelenggarakan seminr diskusi dan lokakarya dengan tema yang sesuai dengan tujuan ARF.
Sasaran utama ARF ini adalah mengupayakan penanganan konflik melalui diplomasi preventif. Forum ini menjadi ajang konsultasi dan dialog antar partisipan, yang diharapkan menumbuhkan konsesus, rasa saling percaya dan menghilangkan kecurigaan. Yang menarik dari forum ini adalah penggunaan ‘cara-cara Asia’ untuk menyelsaikan berbagai konflik kawasan.
Serangkaian keberhasilan ARF dapat dilihat misalnya peredaan ketegangan konflik di Laut Cina Selatan, pendaftaran transfer senjata, penerbitan buku putih pertahanan, dan pelatihan-pelatihan militer bersama. Meskipun demikian, ARF masih mengalami kendala yang berupa pengaruh kekuatan dari luar ASEAN yang besar, struktur kelembagaan yang belum mampu menerapkan reward dan punishment secara tegas dan memadahi. | en_US |
dc.description.abstract | Era pasca Perang Dingin menimbulkan ketidakpastian situasi keamanan di Asia Pasifik. Penarikan mundur pasukan Amerika Serikat dari kawasan ini dan konflik regional yang bermunculan semakin mengancam stabilitas kawasan . hal ini menjadi keprihatinan bagu negara-negara yang terhimpun dalam ASEAN.
ASEAN mensikapi hal ini dengan membentuk suatu forum regional yang dikenal dengan nama ASEAN Regional Forum/ ARF. ARF dibentuk pada tahun 1993 ketika berlangsung Konferensi Tingkat Menteri ASEAN/AMM di Bangkok. Dengan demikian, ASEAN yang selama ini bekerjasama dalam hal ekonomi, sosial dan budaya, bergerak lebih maju lagi untuk bekerjasama dalam bidang keamanan. ARF merupakan forum untuk membicarakan masalah keamanan di Asia Pasifik yang tidak saja melibatkan ASEAN tetapi juga negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Cina, Korea, Taiwan, Australia, Kanada dan lain-lain.
ARF mempunyai dua jalur untuk menangani konflik, yakni first track dan second track. First track merupakan pertemuan resmi antar pejabat dalam sidang-sidang ARF, sedangkan second track melibatkan para akademisi dan lembaga-lembaga yang terkait seperti ASEAN – ISIS. Lembaga akademis ini menyelenggarakan seminr diskusi dan lokakarya dengan tema yang sesuai dengan tujuan ARF.
Sasaran utama ARF ini adalah mengupayakan penanganan konflik melalui diplomasi preventif. Forum ini menjadi ajang konsultasi dan dialog antar partisipan, yang diharapkan menumbuhkan konsesus, rasa saling percaya dan menghilangkan kecurigaan. Yang menarik dari forum ini adalah penggunaan ‘cara-cara Asia’ untuk menyelsaikan berbagai konflik kawasan.
Serangkaian keberhasilan ARF dapat dilihat misalnya peredaan ketegangan konflik di Laut Cina Selatan, pendaftaran transfer senjata, penerbitan buku putih pertahanan, dan pelatihan-pelatihan militer bersama. Meskipun demikian, ARF masih mengalami kendala yang berupa pengaruh kekuatan dari luar ASEAN yang besar, struktur kelembagaan yang belum mampu menerapkan reward dan punishment secara tegas dan memadahi. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | LP3M UMY | en_US |
dc.subject | ASEAN REGIONAL FORUM (ARF) | en_US |
dc.title | ASEAN REGIONAL FORUM (ARF) | en_US |
dc.type | Book | en_US |