STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM KERJASAMA PARIWISATA DENGAN TURKI ERA PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Abstract
Republik Indonesia dan Republik Turki telah menyepakati kerjasama dalam bidang Pariwisata pada 6 Oktober 1993 yang di tanda tangani dalam MoU (Nota Kesepahaman) dan dapat diperpanjang setiap 5 (lima) tahun sekali. MoU tersebut ditanda tangani oleh kedua negara yang diwakili oleh Joop Ave sebagai Menteri Pariwisata Indonesia dan Abdul Kadir Ates sebagai Menteri Pariwisata Turki.
Kerjasama tersebut kembali diperpanjang hingga tahun dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Presiden ke 6 Republik Indonesia. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Pemerintah Indonesia gencar melakukan diplomasi budaya nya ke Negara Transkontinental tersebut guna mencapai kepentingan yaitu meningkatkan sektor pariwisata internasional Indonesia.
Dalam skripsi ini, penulis menggunakan 2 (dua) teori konsep, yang pertama adalah Diplomasi Kebudayaan, konsep ini digunakan untuk mengetahui bentuk dari soft diplomacy yang dilakukan Pemerintah Indonesia di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seperti mengadakan promosi, eksebisi hingga kompetisi guna membuktikan kualitas Indonesia kepada Turki dan dunia internasional. Konsep kedua menggunakan konsep Implementasi Kebijakan yang digunakan untuk mengetahui
vi
kebijakan yang dibuat oleh kedua negara guna menyesuaikan perjanjian yang telah disetujui dalam MoU kerjasama pariwisata tersebut.
Berdasarkan penelitian yang telah ditulis oleh penulis dalam skripsi ini dapat disimpulkkan bahwa Pemerintah Indonesia di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serius untuk meningkatkan sektor pariwisata nasional melalui kerjasama dengan Republik Turki. Pasalnya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mengalami peningkatan yang juga diiringi dengan jumlah devisa yang diterima Indonesia melalui sektor pariwisata tahun dari tahun 2004 hingga 2014.