ANALISIS MODEL FILTRASI BUATAN UNTUK MENGUBAH AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH (Study Kasus Sungai Winongo PatangpuluhanWirobrajan)
Abstract
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan oleh manusia serta mahluk hidup yang
lain. Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas
air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas
air untuk keperluan domestik yang semakin menurun Salah satunya adalah Sungai
Winongo. Kualitas air Sungai Winongo daerah Hulu (Kweni, Panggungharjo,
Sewon) pada tahun 2010 Kab. Bantul didapat data dari Pergub No. 20 Tahun 2008,
Mutu Air Kelas II dengan nilai DO sebesar 3,2 Mg/l, Kekeruhan sebesar 0,392 NTU
dan pH sebesar 7.0. Dari data tersebut nilai kadar DO tidak memenuhi syarat
kualitas air bersih, yang disarankan KEPMENKES. Untuk menjadi air bersih kadar
DO minimal 4 mg/l. Maka diperlukan pengolahan sederhana terlebih dahulu sebelum
dimanfaatkan. Pengolahan yang bisa dimanfaatkan dalam upaya pengoptimalan air
sungai salah satunya menggunakan alat filtrasi dengan media berupa pasir kuarsa,
zeolit, dan arang batok. Tujuan penggunaan alat ini untuk menganalisis kualitas air
sungai sebelum diolah untuk mengetahui kadar kekeruhan, DO dan pH, hubungan
variasi ketebalan media filtrasi dengan meningkatkan kadar DO, menurunkan kadar
kekeruhan dan kadar pH, dan menganalisis kemampuan alat filtrasi dalam
mempengaruhi kualitas air.
Model filtrasi buatan dengan filtrasi pasir, Zeolit dan arang batok,
mempunyai cara kerja dengan memasukkan air kedalam tabung input dengan ukuran
4 inch, Dengan media filtrasi pasir, zeolit dan arang batok dengan ketebalan yang
berbeda – beda yaitu pada ketebalan 15cm, 30cm, dan 45cm. Dilakukan secara
bergantian dan diambi lsampel sebanyak 9 sampel dan 1 inlet total 10 sampel pada
tahap awal.
Setelah air sungai melalui pengolahan menggunakan alat uji model filtrasi
buatan dengan filtrasi pasir kuarsa, zeolit dan arang batok mengalami perubahan
sebagai berikut : kadar DO 3,8 mg/l terjadi kenaikan menjadi 5,4 mg/l, kadar
kekeruhan 2,2% mengalami penurunan terkecil 0,6 % dan kadar pH tidak mengalami
perubahan yaitu 7 sudah termasuk angka aman menurut KEPMENKES RI No 907
Tahun 2002 yaitu 6,5 - 8,5.