ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL 4 LENGAN (Studi Kasus di Jalan Godean Km 7 Munggur, Kabupaten Sleman, Yogyakarta)
Abstract
Persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan dimana jalan-jalan dan lintasan
kendaraan berpotongan. Persimpangan adalah faktor yang paling penting dalam menentukan
kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan, khususnya di daerah-daerah
perkotaan. Dari hasil pengamatan di lapangan diketahui simpang tak bersinyal di Jalan Godean
Km 7 Munggur bukan merupakan persimpangan prioritas, karena tidak dilengkapi rambu STOP
dan beri jalan (YIELD). Hal ini menyebabkan konflik-konflik di persimpangan yang
menyebabkan dan mempengaruhi kapasitas persimpangan itu sendiri. Akibatnya jika kapasitas
persimpangan lebih rendah sedangkan arus kendaraan terlalu tinggi, maka hal ini akan
mempengaruhi nilai dari derajat kejenuhan, tundaan dan peluang antrian lalulintas di
persimpangan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menghitung kapasitas simpang, menghitung
derajat kejenuhan, menghitung tundaan, menghitung peluang antrian dan penilaian perilaku
lalu lintas.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 2 hari dengan jam pelaksanaan survei
selama 12 jam untuk setiap harinya. Penelitian ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, tanggal 04
April 2015, dan Senin, tanggal 06 April 2015 antara jam 06.15-18.15 WIB. Analisis data dalam
penelitian ini mengacu pada MKJI, 1997 dengan bantuan MS. Excel.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa jam puncak tertinggi terjadi pada hari Senin 6
April 2015 pada jam 06.45 – 07.45 WIB dengan kapasitas yang tebesar adalah sebesar 2540
dan kapasitas rata-rata sebesar 4041 smp/jam. Rata-rata derajat kejenuhan sebesar 1,59. Rata–
rata tundaan lalu lintas simpang (DT1) yaitu selama -19,52 detik/smp, rata-rata tundaan lalu
lintas jalan utama (DTMA) yaitu selama -22,04 detik/smp, rata-rata tundaan lalu lintas jalan
minor (DTMI) yaitu selama 9,21 detik/smp, rata-rata tundaan geometrik simpang (DG) yaitu
selama 4,04 detik/smp, rata-rata tundaan simpang (D) yaitu selama -15,48 detik/smp. Rata-rata
peluang antrian batas bawah 109 % dengan batas atas 241 %. Penilaian perilaku lalu lintas
menunjukkan bahwa derajat kejenuhan simpang secara rata-rata telah melebihi dari nilai yang
ditetapkan secara empiris dalam MKJI 1997, yaitu sebesar 0,75.