dc.description.abstract | Latar belakang: Cidera masih menjadi masalah kesehatan utama masyarakat di seluruh negara, dimana dua per tiganya terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia tercatat kasus cidera pada tahun 2013 mencapai 84.277 jiwa (8,2%). Berbagai dampak negatif muncul yang diakibatkan oleh fraktur, yang meliputi aspek psikologis, sosial, dan spiritual. Departemen Kesehatan melaporkan bahwa 15% penderita fraktur mengalami stress psikologis hingga depresi. Pendidikan psikologis efisien dalam proses perawatan dan menurunkan gejala-gejala depresi yang merupakan komponen dalam respon psikologis atas adanya suatu kondisi disabilitas.
Tujuan: mengetahui efektifitas pemberian psikoedukasi terhadap adaptasi pasien fraktur di RSUD kabupaten Jombang
Metode: Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain penelitian pre-test – post-test with control group. Jumlah sampel terdiri dari 16 orang kelompok kontrol dan 16 orang kelompok perlakuan yang didapatkan dengan consecutive sampling. Uji analisa data menggunakan uji parametrik paired sample t-test dan independent t-test, yang sebelumnya telah dilakukan uji normalitas data dengan uji shapiro-wilk.
Hasil: uji sampel t berpasangan menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada adaptasi pasien fraktur sebelum dan sesudah diberikan intervensi psikoedukasi (p value = 0,000 ; CI 95% < alpha = 0,05). Pada uji t tidak berpasangan didapatkan p value = 0,000 ; CI 95% < alpha = 0,05 yang menunjukkan perbedaan yang signifikan pada adaptasi pasien fraktur yang diberikan intervensi psikoedukasi dengan kelompok pasien yang tidak diberikan intervensi.
Kesimpulan: pemberian tindakan psikoedukasi terbukti efektif dalam meningkatkan adaptasi pasien fraktur. Perawat harus terus mengembangkan dan mengaplikasikan prosedur pelaksanaan psikoedukasi terutama pada pasien fraktur dengan tujuan untuk meningkatkan adaptasi pasien fraktur. | en_US |