dc.description.abstract | Pemasangan infus merupakan prosedur invasive dan merupakan tindakan yang sering dilakukan di Rumah Sakit. Namun hal ini memiliki resiko tinggi terjadinya infeksi Nosokomial atau disebut juga Hospital Acquired Infection (HAIs) yang akan menambah tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan. Infeksi Nosokomial tersebut dapat diturunkan dengan menerapkan Standar prosedur operasional (SPO) dalam setiap tindakan perawat terutama perawat IGD. Tindakan perawat IGD yang sesuai Standar Prosedur Operasional dalam pemasangan Infus pada anak di Rumah Sakit Yogyakarta belum terdokumentasi dengan baik, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang kepatuhan pelaksanaan standar prosedur operasional pemasangan infus pada anak di rumah sakit Yogyakarta .
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Responden pada penelitian ini adalah seluruh perawat di IGD yang bertugas melakukan pemasangan infus pada anak. Peneliti mengetahui tingkat kepatuhan perawat dalam penarapan Standar Prosedur Operasional menggunakan checklist sedangkan hasil wawancara menggunakan analisis data dengan pengkodean.
Kepatuhan Perawat dalam melaksanakan Standar Prosedur Operasional pemasangan infus pada anak: tahap persiapan : 45, 45%, tahap interaksi pasien: 43,5%, tahap dokumentasi: 71,4%. Kesalahan terbanyak pada tahap kerja saat pemasangan alat pelindung diri. Perawat akan saling mengingatkan dan mengoreksi diri sendiri jika terdapat pemasangan infus tidak sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO).
xii
Tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan Standar Prosedur Operasional pemasangan infus pada anak masih rendah, namun keyakinan perawat serta evaluasi perawat akan akibat dari perilaku yang dilakukan sudah cukup baik. Perlunya meningkatkan komitmen internal pada diri perawat sendiri terkait kepatuhan penerapan Standar Prosedur Operasional pemasangan infus pada anak sebagai upaya pencegahan infeksi. | en_US |