Perubahan strategi kebijakan dan diplomasi keamanan nasional dan luar negeri Tiongkok terhadap ASEAN pasca Perang Dunia , tidak dapat terlepas dari adanya perubahan budaya strategis Tiongkok. Perubahan budaya strategis tersebut, tercermin dari adanya restorasi budaya strategis keamanan Tiongkok, dan Cultural Realism pada era Perang Dunia menuju Confucion Pacifism pasca Peran Dingin. Perubahan budaya strategis tersebut berimplikasi pada perubahan norma-norma dan prinsip-prinsip budaya keamanan Tiongkok terhadap ASEAN . Budaya strategis Cultural Realism yang dicirikan dengan militarism, use of force, offensive grand strategy, power politics, hegemonism, violent-means dan expansionist, menjadikan Tiongkok tampil sebagai kekuatan agresor dalam mencapai tujuan -tujuan keamanannya di Asia Tenggara.