Show simple item record

dc.contributor.advisorSOEBANDONO, BAGUS
dc.contributor.advisorPRAYUDA, HAKAS
dc.contributor.authorWAHID, ABDUL
dc.date.accessioned2017-04-25T07:43:14Z
dc.date.available2017-04-25T07:43:14Z
dc.date.issued2017-04-17
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/10193
dc.descriptionIndonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Sehingga beberapa wilayah di Indonesia kerap terjadi gempa bumi. Penelitian ini dilakukan pada 5 (lima) Sekolah Dasar di Kecamatan Piyungan, alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena daerah tersebut terdapat patahan/ sesaran Serayu opak, jika terjadi gempa bumi maka akan memperburuk kerusakan struktur yang ada di atasnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis atau evaluasi tingkat kerusakan bangunan gedung sekolah dengan menggunakan Federal Emergency Management Agency (FEMA) 154, Panduan Teknis Rehabilitasi Sekolah Aman dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan Tahun 2011 (BNPB, 2011), Kajian Cara Cepat Keamanan Bangunan Tembokan Sederhana Satu atau Dua Lantai yang Rusak akibat Gempa & Kajian Risiko Komponen Non-Struktur (Komponen Operasional & Fungsional) oleh World Seismic Safety Initiative, dan Penilaian Kerentanan Gedung Dengan Berdasarkan Standar Pekerjaan Umum (PU). Penilaian evaluasi akhir struktur bangunan berdasarkan Federal Emergency Management Agency (FEMA) 154 diperoleh nilai SDN Karanggayam sebesar 3,3, SDN Cepokojajar 1 sebesar 3,3, SDN Cepokojajar 2 sebesar 3,3, SDN Banyakan sebesar 2,8, SDN Ngablak sebesar 3,3, Semua skoring > 2, maka gedung sekolah dikategorikan aman. Berdasarkan Kajian Cara Cepat Keamanan Bangunan Tembokan Sederhana Satu atau Dua Lantai yang Rusak akibat Gempa & Kajian Risiko Komponen Non-Struktur (Komponen Operasional & Fungsional) oleh World Seismic Safety Initiative, SDN Karanggayam sebesar 99,026%, SDN Cepokojajar 1 sebesar 96,403%, SDN Cepokojajar 2 sebesar 99,924%, SDN Banyakan sebesar 99,005%, SDN Ngablak sebesar 98,408%, > 80% sehingga masuk dalam kategori rusak ringan. Berdasarkan Penilaian Kerentanan Gedung dengan Panduan Teknis Rehabilitasi Sekolah Aman Dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan Tahun 2011 (BNPB, 2011), SDN Karanggayam 40%, SDN Cepokojajar 1 28%, SDN Cepokojajar 2 40%, SDN Banyakan 40%, SDN Ngablak 40%. Masuk dalam ketegori 2,56-100 atau “diperlukan perkuatan bangunan”. Berdasarkan Penilaian Kerentanan Gedung dengan Berdasarkan Standar Pekerjaan Umum (PU), SDN Karanggayam sebesar 1,881%, SDN Cepokojajar 1 sebesar 7,925%, SDN Cepokojajar 2 sebesar 0,031%. SDN Banyakan sebesar 9,88%, SDN Ngablak memperoleh nilai 6,294% < 30% masuk dalam kategori rusak ringan.en_US
dc.description.abstractIndonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Sehingga beberapa wilayah di Indonesia kerap terjadi gempa bumi. Penelitian ini dilakukan pada 5 (lima) Sekolah Dasar di Kecamatan Piyungan, alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena daerah tersebut terdapat patahan/ sesaran Serayu opak, jika terjadi gempa bumi maka akan memperburuk kerusakan struktur yang ada di atasnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis atau evaluasi tingkat kerusakan bangunan gedung sekolah dengan menggunakan Federal Emergency Management Agency (FEMA) 154, Panduan Teknis Rehabilitasi Sekolah Aman dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan Tahun 2011 (BNPB, 2011), Kajian Cara Cepat Keamanan Bangunan Tembokan Sederhana Satu atau Dua Lantai yang Rusak akibat Gempa & Kajian Risiko Komponen Non-Struktur (Komponen Operasional & Fungsional) oleh World Seismic Safety Initiative, dan Penilaian Kerentanan Gedung Dengan Berdasarkan Standar Pekerjaan Umum (PU). Penilaian evaluasi akhir struktur bangunan berdasarkan Federal Emergency Management Agency (FEMA) 154 diperoleh nilai SDN Karanggayam sebesar 3,3, SDN Cepokojajar 1 sebesar 3,3, SDN Cepokojajar 2 sebesar 3,3, SDN Banyakan sebesar 2,8, SDN Ngablak sebesar 3,3, Semua skoring > 2, maka gedung sekolah dikategorikan aman. Berdasarkan Kajian Cara Cepat Keamanan Bangunan Tembokan Sederhana Satu atau Dua Lantai yang Rusak akibat Gempa & Kajian Risiko Komponen Non-Struktur (Komponen Operasional & Fungsional) oleh World Seismic Safety Initiative, SDN Karanggayam sebesar 99,026%, SDN Cepokojajar 1 sebesar 96,403%, SDN Cepokojajar 2 sebesar 99,924%, SDN Banyakan sebesar 99,005%, SDN Ngablak sebesar 98,408%, > 80% sehingga masuk dalam kategori rusak ringan. Berdasarkan Penilaian Kerentanan Gedung dengan Panduan Teknis Rehabilitasi Sekolah Aman Dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan Tahun 2011 (BNPB, 2011), SDN Karanggayam 40%, SDN Cepokojajar 1 28%, SDN Cepokojajar 2 40%, SDN Banyakan 40%, SDN Ngablak 40%. Masuk dalam ketegori 2,56-100 atau “diperlukan perkuatan bangunan”. Berdasarkan Penilaian Kerentanan Gedung dengan Berdasarkan Standar Pekerjaan Umum (PU), SDN Karanggayam sebesar 1,881%, SDN Cepokojajar 1 sebesar 7,925%, SDN Cepokojajar 2 sebesar 0,031%. SDN Banyakan sebesar 9,88%, SDN Ngablak memperoleh nilai 6,294% < 30% masuk dalam kategori rusak ringan.en_US
dc.publisherFT UMYen_US
dc.subjectBNPB, FEMA, Gempa bumi, PU, World seismic safety initiativeen_US
dc.titleKOMPARASI PERATURAN INVESTIGASI KEBENCANAAN PADA BANGUNAN SEKOLAH DI DAERAH SESARAN SERAYU OPAK (Studi Kasus: SDN Karanggayam, SDN Cepokojajar 1, SDN Cepokojajar 2, SDN Banyakan, SDN Ngablak, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record