Show simple item record

dc.contributor.advisorANITA RAHMAWATI
dc.contributor.advisorEMIL ADLY
dc.contributor.authorULYA, KHANSA SHIFATUL
dc.date.accessioned2017-06-14T03:14:54Z
dc.date.available2017-06-14T03:14:54Z
dc.date.issued2017-05-15
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/10971
dc.description.abstractLapis perkerasan merupakan lapisan yang terletak diantara tanah dasar dan kendaraan. Lapisan ini berfungsi untuk melayani beban lalu lintas selama umur rencana tanpa berdeformasi secara permanen. Agar fungsi dari lapis perkerasan dapat tercapai, bahan yang digunakan pada lapis perkerasan berupa campuran antara agregat dan bahan ikat yang dapat berupa aspal, dan semen. Pada penelitian ini penulis membandingkan dua metode yaitu metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2013 dan AASHTO 1993. Metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2013 adalah metode terbaru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga tahun 2013. Peraturan ini merupakan hasil perbaharuan dari peraturan sebelumnya. Sementara itu, metode AASHTO 1993 adalah metode yang berasal dari Amerika Serikat dan sudah dipakai secara umum di seluruh dunia serta diadopsi sebagai standar perencanaan di berbagai Negara. Dari hasil analisa volume lalu lintas didapatkan CESA5 sebesar 5,5 x106 pada metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2013 dan beban gandar tunggal standar kumulatif (Wt) sebesar 1,48x106 dengan metode AASHTO 1993. Bahan lapis permukaan menggunakan aspal beton (ac) dengan Marshall Stability 744kg. bahan lapis pondasi atas menggunakan ac (laston atas) dengan Marshall Stability 454kg dan lapis pondasi bawah digunakan bahan granular dengan CBR 70%. Dari material tersebut kemudian digunakan untuk membandingkan kedua metode. Untuk mengakomodir volume lalu lintas, didapatkan hasil perhitungan tebal lapis perkerasan sebesar 10cm untuk lapis permukaan, 8 cm untuk lapis pondasi atas dan 30 cm untuk lapis pondasi bawah dengan metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2013. Pada metode AASHTO 1993 didapatkan hasil tebal perkerasan lentur berupa lapis permukaan dengan tebal 12 cm, lapis pondasi atas dengan tebal 8 cm dan lapis pondasi bawah dengan tebal 30 cm.en_US
dc.description.sponsorshipLapis perkerasan merupakan lapisan yang terletak diantara tanah dasar dan kendaraan. Lapisan ini berfungsi untuk melayani beban lalu lintas selama umur rencana tanpa berdeformasi secara permanen. Agar fungsi dari lapis perkerasan dapat tercapai, bahan yang digunakan pada lapis perkerasan berupa campuran antara agregat dan bahan ikat yang dapat berupa aspal, dan semen. Pada penelitian ini penulis membandingkan dua metode yaitu metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2013 dan AASHTO 1993. Metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2013 adalah metode terbaru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga tahun 2013. Peraturan ini merupakan hasil perbaharuan dari peraturan sebelumnya. Sementara itu, metode AASHTO 1993 adalah metode yang berasal dari Amerika Serikat dan sudah dipakai secara umum di seluruh dunia serta diadopsi sebagai standar perencanaan di berbagai Negara. Dari hasil analisa volume lalu lintas didapatkan CESA5 sebesar 5,5 x106 pada metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2013 dan beban gandar tunggal standar kumulatif (Wt) sebesar 1,48x106 dengan metode AASHTO 1993. Bahan lapis permukaan menggunakan aspal beton (ac) dengan Marshall Stability 744kg. bahan lapis pondasi atas menggunakan ac (laston atas) dengan Marshall Stability 454kg dan lapis pondasi bawah digunakan bahan granular dengan CBR 70%. Dari material tersebut kemudian digunakan untuk membandingkan kedua metode. Untuk mengakomodir volume lalu lintas, didapatkan hasil perhitungan tebal lapis perkerasan sebesar 10cm untuk lapis permukaan, 8 cm untuk lapis pondasi atas dan 30 cm untuk lapis pondasi bawah dengan metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2013. Pada metode AASHTO 1993 didapatkan hasil tebal perkerasan lentur berupa lapis permukaan dengan tebal 12 cm, lapis pondasi atas dengan tebal 8 cm dan lapis pondasi bawah dengan tebal 30 cm.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectMETODE AASHTO 1993en_US
dc.subjectMETODE MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN 2013en_US
dc.subjectPERKERASAN JALAN RAYAen_US
dc.subjectTEBAL PERKERASANen_US
dc.titleANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS RUAS JALAN BARON - TEPUS (PLANJAN-TEPUS)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record