Show simple item record

dc.contributor.advisorANITA RAHMAWATI
dc.contributor.advisorDIAN SETIAWAN
dc.contributor.authorCAHYANDARU, BAYU AJI
dc.date.accessioned2017-06-16T04:04:26Z
dc.date.available2017-06-16T04:04:26Z
dc.date.issued2017-04-01
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/11122
dc.description.abstractPembangunan dan pengembangan jaringan jalan sangat penting untuk menunjang perkembangan disetiap sektor suatu daerah. Seiring meningkatnya perkembangan suatu daerah dan untuk memajukan perekonomian di daerah tersebut diperlukan sarana dan prasarana perhubungan yang baik. Jalan raya merupakan salah satu penghubung darat yang keberadaannya sangat diperlukan guna menunjang kelancaran transportasi serta perekonomian yang baik dan cepat, dengan demikian perlu adanya upaya perancangan, perbaikan maupun peningkatan kapasitas jalan guna memberikan kemudahan akses bagi suatu daerah atau wilayah.. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data pada Proyek Peningkatan Jalan Badau-Gantung (Belitung Timur) yang diambil dari beberapa instansi terkait seperti BMKG Kabupaten Belitung, PT Karya Mulia Nugraha, dan Samsat Kabupaten BelitungPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar perencanaan dalam menentukan tebal lapis perkerasan lentur yang dibutuhkan dengan menggunakan Metode Analisa Komponen SKBI 1987 dan Metode AASHTO 1993, membandingkan hasil perencanaan kedua metode tersebut serta menentukan besarnya tebal lapis perkerasan yang diperlukan agar jalan mampu mendukung beban kendaraan yang lewat di atasnya sampai umur rencana. Penelitian ini menghasilkan nilai tebal lapis perkerasan dari setiap metode diantaranya sebagai berikut Susunan perkerasan Metode Analisa Komponen SKBI 1987 : LASTON AC= 7,5 cm, Agregat Kelas A= 20 cm, Agregat Kelas B= 37 cm dan Susunan perkerasan Metode AASHTO 1993 : LASTON AC= 12 cm, Agregat Kelas A= 16 cm, Agregat Kelas B= 16 cm. Tebal lapisan pondasi atas dan lapis pondasi bawah yang dihasilkan dengan Metode Bina Marga lebih besar dibandingkan dengan dengan Metode AASHTO 1993. Sehingga tebal perkerasan dengan menggunakan Metode Bina Marga ini dianggap lebih mahal dari segi penggunaan material namun lebih akurat karena parameter yang digunakan lebih sesuai dengan kondisi lingkungan di Indonesia.en_US
dc.publisherFT UMYen_US
dc.subjectMetode Analia Komponen SKBI 1987, Metode AASHTO 1993, Perencanaan Tebal Perkerasanen_US
dc.titleANALISA TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN SKBI 1987 DAN METODE AASHTO 1993en_US
dc.title.alternativeSTUDI KASUS : RUAS JALAN BADAU-GANTUNG (BELITUNG TIMUR) STA 55+000 KE STA 59+000)en_US
dc.typeThesis SKR 0200en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record