KONSELING SPIRITUAL DALAM TUNJUK AJAR MELAYU TENAS EFFENDY
Abstract
Isu hangat pembahasan transpersonal, transendental dan spiritual sedang marak dikaji, diawali dengan adanya grand theory (psikoanalisa, behavioristik dan humanistik). Dalam perspektif konseling spiritual, asal mula isu ini muncul tidak terlepas dari fenomena kering dan gersangnya ranah kajian konseling konvensional (Barat) tentang religiusitas spiritual itu sendiri. Problema seperti ini menggugah penulis untuk menganalisa lebih dalam ranah transendental-spiritual dalam konseling yang dapat diaplikasikan di berbagai setting seperti setting sekolah dan setting sosial secara luas. Konseling (dalam pengertian inilah) yang menginspirasi penulis untuk memaparkan pemikiran seorang tokoh Tenas Effendy tentang Tunjuk Ajar Melayu (TAM) yang bermuatan religius/spiritual.
Studi ini termasuk penelitian pemikiran tokoh dengan menggunakan pendekatan hermeneutika, mengkaji teks-teks tertulis melaui proses: telaah atas hakikat teks, proses apresiasi dan proses interpretasi yang terdapat dalam TAM khususnya “Sifat yang Duapuluh Lima” dan kemudian dilihat relevansinya.
Kesimpulan yang diperoleh melalui kajian ini adalah: Pertama, TAM sarat dengan nilai-nilai religius, selain landasannya yang menggunakan al-Qur’ān dan Ḥadīṡ, Tenas dalam menguraikan pernyataan “tuah”nya itu mencantumkan materi-materi agama secara luas, bernuansa spiritual dan transendental. Secara spontanitas dan situasional, Tenas sampaikan Tunjuk Ajar nya itu sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu sehingga puisinya berkesan mengalir apa adanya dan bermuatan spiritual. Kedua, ajaran TAM berlandaskan al-Qur’ān dan Ḥadīṡ, terutama Sifat Duapuluh Lima memberi petunjuk, tuah, amanah, suri teladan, dan nasihat yang membawa manusia ke jalan yang lurus dan diriḍai Allah dan menyelamatkan manusia dalam kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Ketiga, walaupun tidak secara tegas Tenas mencantumkan elemen dan komponen TAM, namun dalam kajian relevansi terdapat semacam kesesuaian. Cakupan elemen itu meliputi: elemen materi, elemen tujuan dan sasaran, elemen metode, elemen azas-azas, elemen personil/individu, dan elemen landasan.