KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN AKTIVIS ORGANISASI MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan kepemimpinan, faktor yang mempengaruhi sikap keterampilan kepemimpinan, hambatan keterampilan kepemimpinan dan strategi dalam menghadapi hambatan keterampilan kepemimpinan Aktivis Organisasi Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Adapun subjek penelitian ini yaitu aktivis organisasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Akan tetapi organisasi dalam lingkup yang sempit di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Organisasi yang peneliti ambil diantaranya BEM KM UMY, Korkom IMM UMY, IMM Komisariat FAI, dan Tapak Suci UMY. Kategori pemimpin atau pimpinan yaitu Ketua umum maupun ketua divisi dalam bidang organisasi. Sedangkan kategori aktivis adalah mereka yang termasuk dalam anggota suatu organisasi selain ketua atau pimpinan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, serta analisis data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pelatihan keterampilan dalam organisasi BEM KM UMY, IMM Komisariat FAI dan IMM Korkom UMY. Adapun dalam UKM Tapak Suci tidak terdapat pelatihan mengenai keterampilan kepemimpinan. Keterampilan kepemimpinan tersebut meliputi keterampilan kepemimpinan dalam berkomunikasi, mengelola Sumber Daya Manusia, kreativitas dan menyelesaikan konflik atau perbedaan. Faktor yang mempengaruhi keterampilan kepemimpinan antara lain adalah faktor intern dari dalam diri yaitu tentang memanajemen diri berkaitan dengan waktu, kemampuan personal dalam mengelola organisasi, maupun kecakapan sedangkan faktor ekstern yaitu lingkungan sekitar seperti situasi dan kondisi yang berlangsung. Hambatan yang terdapat dalam proses keterampilan kepemimpinan diantaranya ada hambatan dalam komunikasi seperti cara mengkomunikasikan, Sumber Daya Manusia mengenai pengelolaannya, kreativitas mengenai metode memecahkan masalah. Sedangkan strategi yang digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut selain diadakannya pelatihan juga pendekatan secara kultural.